MBC. Sikap Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa-ITB (KM-ITB), Mohammad Jeffry Giranza, yang menjelaskan bahwa peristiwa penolakan kepada Jokowi bukanlah sikap KM-ITB mendapat pujian dari aktivis ITB era 1980-an.
"Saya salut atas pernyataan resmi ini dan pernyataan resmi ini menurut saya menunjukkan sikap kesatria dari KM-ITB," kata aktivis ITB di era 1980-an, Moh Jumhur Hidayat kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu, Sabtu, (19/4/2014).
Melalui akun twitter @KM_ITB, KM ITB menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang telah terganggu dengan kejadian penolakan atas kedatangan Jokowi ke ITB pada hari Kamis itu (17/4). Sejatinya itu bukan penolakan melainkan hanyalah keinginan untuk menyapa Jokowi dan menyampaikan bahwa kampus ITB netral, bukan menolak kehadirannya.
Namun tidak diduga ternyata ada oknum-oknum yang membonceng hal ini, termasuk membuat spanduk yang tidak elok sehingga terkesan ada penolakan dari mahasiswa ITB.
Sebelumnya juga Jumhur menilai penolakan sebagian kecil mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) terhadap kedatangan Jokowi sangat politis dan tidak mencerminkan penolakan keluarga besar mahasiswa ITB keseluruhan. Aksi itu juga tidak relevan karena kedatangan Jokowi ke ITB adalah dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI yang sangat penting diketahui pandangannya tentang City Planning, Urban Development dan sebagainya.
Dan tentu saja, katnya, kampus ITB perlu mengetahui langkah-langkah nyata yang sudah dan akan dilakukan Jokowi di Jakatarta maupun yang sudah dilakukan di Solo. Karena itu melihat aksi tersebut, Jumhur menilai sebagian kecil mahasiswa itulah yang sangat politis karena melakukan tindakan yang berdampak politis. [rmol/rgu]
KOMENTAR ANDA