post image
KOMENTAR
Ada yang unik ketika digelar penghitungan suara pemilih Pileg 9 April 2014 lalu di tingkat panitia penyelenggara kecamatan (PPK) Rantau Utara, Jalan Bina Raga, Labuhanbatu. Nuansa mistik kentara di balik penyelenggaraan rekapitulasi suara para pemilih 10 kelurahan di kecamatan itu.

Aroma kemenyan dan wewangian jeruk purut menyeruak di lokasi tempat perhitungan suara. Tak ayal, kondisi mistis tersebut sontak meneror para panitia. Bahkan, selain mereka saksi dari parpol peserta pemilu yang mengikuti prosesi perhitungan suara di sana juga turut menjadi saksi cerita itu.

Siapa yang dapat menyangkal jika pra hingga pasca Pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 kemaren luput dari cerita mistis. Cerita supranatural kental melingkupi seluruh tahapan Pemilu tersebut. Tentu saja, hal itu menjadi cara tersendiri yang ditempuh dan dilakukan para oknum caleg yang ingin berhasil duduk sebagai anggota DPRD. Meski menempuh jalan sesat dan menyesatkan sekalipun. Utamanya niat menjadi wakil rakyat dapat tercapai. Untuk hal itu, jasa dan peranan praktisi paranormal dan dukun-dukun, kental menjadi solusi dan alternatif.

Tahapan pemilu sendiri, sesuai mekanisme yang ada, proses penghitungan suara dilakukan di masing-masing PPK kecamatan sejak tanggal 13 hingga 17 April 2014. Itu dilakukan setelah mendapatkan data-data dan seluruh berkas yang sebelumnya juga dilakukan penghitungan suara dari Panitia Pemilu setempat (PPS) di masing-masing kelurahan sejak tanggal 10 – 15 April.

Panitia untuk tingkat PPK Rantau Utara, memanfaatkan jadwal nasional perhitungan suara sejak Minggu, tanggal 13 April. Seharian ketika itu, panitia mampu menyelesaikan perhitungan ulang dan rekapitulasi suara ke sembilan Kelurahan dari 10 kelurahan yang ada. Untuk menyelesaikan perhitungan seluruh bundel berkas ketika itu, panitia dan para saksi parpol tak menemui hambatan.

"Cukup lancar untuk penghitungan berkas dari sembilan kelurahan yang ada," ungkap Joko Gunawan salahseorang anggota PPK Rantau Utara, Jumat (18/4/2014).

Tapi, pihaknya belum dapat menghasilkan berkas model DA-1 dari rapat pleno yang dilakukan. Alasannya, satu kelurahan yakni Kelurahan Padang Matinggi, belum terselesaikan penghitungannya. Uniknya, berkas dan data kelurahan itu kerap mengalami keterkendalaan penghitungan. Bahkan, prosesnya hingga memakan waktu selama dua hari dua malam.

"Untuk data Kelurahan Padang Matinggi penghitungan suaranya sampai 2 hari," papar Joko.

Keterlambatan perhitungan itulah awal bermulanya cerita mistis. Yakni, ketika Selasa malam (15/4/2014) sekira jam 9.00 wib, aroma kemenyan sangat terasa tercium. Seolah, asap tersebut mendobrak seluruh indera penciuman setiap orang yang ada di ruangan itu. Sontak saja, sejumlah orang yang ada di dalam nyaris merasa keder.

Misalnya saja, Ketua PPK Rantau Utara Syahdan Saibani, kata Joko bergeming. Lantas berpindah tempat duduk dari semula dekat jendela.

"Ketua PPK saja sampai pindah tempat duduk," imbuhnya.

Tak ingin proses perhitungan suara terhenti, mereka yang sejak kecil sudah mendapat pembekalan mental dan ajaran agama secara berkesinambungan mencoba menepis rasa ketakutan yang ada. Lantunan doa dan zikir yang dikuasai, lembut di lafazkan di bibir masing-masing. Terorpun terhenti sejenak.

"Kita masing-masing melantunkan zikir. Dan, membaca doa dalam hati menurut ajaran agama masing-masing," paparnya.

Tapi, memasuki Rabu 16 April dini hari, lagi-lagi para panita dan sejumlah saksi harus dikejutkan menyeruaknya aroma jeruk purut ke dalam ruangan tempat mereka melakukan tugas pengabdian demi negara.

"Subuhnya malah bau jeruk purut yang tercium. Tapi, perhitungan sudah sempat clear dan terselesaikan. Jadi ga masalah lagi dengan bau aroma itu," kata dia.

Menelisik kondisi itu, Andi Syahputra seorang warga Rantauprapat yang sedikit mengetahui tentang dunia supranatural menanggapi kondisi tersebut sebagai bentuk teror. Tapi, tidak mengancam keselamatan fisik para sasaran. Hanya, upaya membuyarkan konsentrasi dan kegagalan proses penghitungan suara yang sedang dilakukan.

"Hanya berusaha untuk membuat ketakutan para panitia. Agar mengalami goncangan psikologi. Akhirnya kerjaan jadi buyar karena tidak konsentrasi," jelasnya.

Menurut terawangannya, target pelaku memanfaatkan jasa paranormal bukan untuk mencelakakan fisik.

"Tidak untuk santet dan menyebabkan gangguan kesehatan, cukup melafazkan zikir dan berdoa, mudah-mudahan dapat menangkis niat jahat pelakunya," tandasnya. [rgu]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Ragam