
"Hanya disuruh sabar," katanya, Sabtu (12/4/2014)
Tidak adanya respon dari pemerintah tersebut membuat Darnius enggan untuk meminta bantuan kepada orang lain untuk menyembuhkan anaknya. Upaya berobat sendiri dengan biaya seadanya menurutnya tidak menunjukkan hasil yang maksimal, karena pelayanan rumah sakit yang juga hanya seadanya yang diterima oleh Yusuf.
"Hanya diambil sampel darahnya, trus nggak ditangani lagi," keluhnya.
Akibat kondisi ini, ia mengaku harus kuat menahan tangis setiap kali Yunus mengerang kesakitan. Biasanya anak bungsunya tersebut akan mengeluhkan rasa perih setiap malam hari. Untuk menenangkannya, mereka mengoleskan obat luka untuk menenangkannya meskipun sifatnya hanya sesaat.
"Cuma Bethadine dan minyak yang kami punya, mau gimana lagi," ungkapnya terisak. [rgu]
KOMENTAR ANDA