post image
KOMENTAR
Korban peluru nyasar yang dilakukan oknum polisi, mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum Medan, Jumat (11/4/2014). Ini dilakukan setelah nyaris sebulan peluru bersarang di lehernya tidak ada yang bertanggung jawab.

Sambil memegang lehernya yang hanya diperban, Zulfi Hendri, mendatangii kantor LBH di Jalan Hindu, mengenakan kemejanya yang basah dengan keringat karena menahan rasa sakit.

Katanya sudah hampir tiga minggu dia menahan rasa sakit akibat bersarangnya peluru di lehernya. Dimana selama itu juga dia sebagai korban tidak mengetahui siapa yang melakukan hal tersebut dan mendapatkan perhatian dari pihak polisi.

Bahkan menurut korban, dia (Zulfi,red) baru mengetahui adanya peluru setelah bajunya dilumuri darah.

"Kejadianya itu pada 17 Maret 2014 pada 21.30 Wib, saat itu, di Jalan Mas daerah Asia Mega Emas, ketika itu polisi sedang mengejar perampok. Ada polisi mengeluarkan senjata ditembaknya ke arah aku, nggak kenak perampok yang kenak malah aku," ujar Zulfi.

Peluru ditembakkan oleh oknum polisi yang akrab disapa Gaol dan mengenai leher Zulfi.

"Aku taunya ditembak pas aku pegang leherku. Tiba-tiba ada darah. Aku sama kawan aku boncengan. Lalu kawan aku juga bilang banyak kali darahnya. Kau ditembak ini sama polisi tadi. Itu kata kawan aku. Nama kawan aku parlin. Habis itu langsung aku ke klinik andalusia di Jalan gurila," ujarnya.

Namun,  setibanya di Andalusia bak jatuh tertimpa tangga, Zulfi yang bermaksud mengeluarkan peluru di lehernya di Klinik Andalusia, ditolak.

"Alasannya pihak Andalusia takut kalau aku seorang kriminal,"ungkap Zulfi. [rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel