post image
KOMENTAR
Pasca Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia (PDIP), pembicaraan siapa calon wakil presiden yang pantas mendampinginya menjadi pembahasan hangat di seluruh elemen masyarakat mulai elit politik, pejabat dan lembaga survei.

Sekretaris Jenderal Seknas Jokowi, Dono Prasetyo mengatakan semua nama-nama yang pernah disebut di berbagai lembaga survei mempuyai kapasitas, namun untuk siapa tokohnya yang terpenting adalah dapat bekerjasama dengan Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Yang bisa bekerja sama dengan Pak Jokowi lah, kita belum lakukan survei-survei sendiri, semua nama yang disebut di dalam lembaga survei mempuyai peluang," katanya seperti yang dilansir Kantor Berita Politik Rakyat Merdeka Online, Minggu (6/3).

Dia menjelaskan tiga hal yang menentukan siapa cawapres yang ideal mendampingi Jokowi. Pertama diterima oleh Jokowi, rakyat. Kedua mampu bekerjasama. Ketiga mempunyai resistensi yang kecil atau tidak menimbulkan turbulensi politik, baik internal maupun eksternal.

"Yang utama adalah pertama cawapres hak preogatif presiden, kedua bisa bekerjasama, ketiga harus mendapatkan mandat dari Megawati," jelasnya.

Selain itu dia menegaskan tidak ini terjebak dengan dekotomi sipil-milter atau sipil-sipil, yang penting harus ada kesepakatan dan bisa diterima oleh rakyat. "Kami tidak ingin menilai seseorang, kami sedang fokus dengan Jokowi maju sebagi capres dan terdaftar di KPU, sekarangkan masih bakal calon, seknas bukan tim sukses, tidak punya kaspasitas menentukan cawapres, kabinet, kita hanya menimbang dan mengusulkan," ungkapnya.

Saat disinggung apakah ada peluang berkoalisi dengan salah satu pemenang Konvensi Partai Demokrat contohnya seperti Pramono Edhie Wibowo yang disebut-sebut ideal mendampingi Jokowi, dia menegaskan untuk berkoalisi itu ada peluang karena politik itu tak selama menjadi musuh yang abadi.

"Semua politik tidak ada yang musuh abadi, semua dinamis yang penting semuanya berjalan dengan baik untuk kepentingan yang lebih besar, ada peluang untuk itu," pungkasnya.

Sementara menurut Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar Bakri mengatakan psikologis politik dikalangan politisi-politisi Indonesia merasa belum nyaman bila calon presiden dan calon wakil presidennya merupakan orang yang berasal dari sipil.  "Artinya ada psikologis politik kalau milter tidak boleh ditinggalkan," katanya saat dihubungi.

Apabila Jokowi maju sebagai calon presiden, kata Umar, menimbulkan pertanyaan siapa calon yang ideal mendampingi Jokowi. "Berbicara kalau Jokowi maju sebagai calon presiden kemungkinan besar pendampingnya dari TNI," jelasnya.

Saat disinggung apakah sosok Pramono Edhie Wibowo yang juga ipar SBY untuk mendampingi Jokowi, Umar menegaskan  bila hubungan kedua partai tersebut mencair peluang itu ada."Intinya bila hubungan SBY-Megawati mencair berarti hubungan PD PDIP juga mencair," pungkasnya.[rmol/hta]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa