Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan operasional Bandara Kualanamu International Airport (KNIA), Kamis (27/3/2014) siang. Gubsu dalam sambutannya mengatakan, bahwa masyarakat menunggu cukup lama akan kehadiran bandara baru pengganti Bandara Internasional Polonia. Sumatera Utara telah menanti selama 21 tahun hingga bandara baru beroperasi.
"Rangkaian tahapan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1992. Diawali dengan studi pemilihan lokasi pengganti Bandara Udara Polonia, oleh Dirjen Perhubungan Udara, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan masterplan dan basic design pada tahun 1994," jelas Gubsu.
Setahun kemudian, pada tahun 1995, diterbitkan penetapan lokasi Bandara Kualanamu melalui keputusan Menteri Perhubungan RI nomor 41 tahun 1995, yang kemudian disempurnakan melalui Keputusan Menteri Perhubungan nomor 66 tahun 1996.
Sejak tahun itulah awal dimulainya proses pembebasan lahan seluas 1.365 hektar oleh PT Angkasa Pura II, selaku BUMN penyelenggara bandara umum. sedangkan untuk pembangunan secara fisik baru dimulai sejak tahun 2008 hingga saat ini.
"Proses panjang penantian ini akhirnya berbuah manis. Indonesia kini resmi memiliki bandara Kualanamu, yang merupakan pintu gerbang kawasan Indonesia bagian Barat," ujarnya.
Gubsu mengungkapkan bandara ini secara langsung akan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke di Kabupaten Simalungun yang menjadi salah satu wujud nyata pengembangan program MP3EI.
Selama beroperasi bandara secara signifikan memberi pengaruh positif terhadap mobilitas dan pengembangan ekonomi wilayah. Sebagai gambaran berdasarkan data PT angkasa pura II pada lima tahun terakhir (2008-2012) tercatat peningkatan pertumbuhan penumpang rata-rata mencapai 8,37% , sedangkan pertumbuhan pesawat sebesar 3,86% pertahunnya.
Bahkan data tahun 2013 tercatat jumlah penumpang mencapai 8,3 juta penumpang atau melebihi kapasitas terminal yang ada saat ini sebesar 8 juta penumpang pertahun. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan mobilitas masyarakat dan kebijakan low cost carrier di sektor penerbangan.
Gubsu berharap penyelesaian tahapan lanjutan dari pembangunan bandara dapat dilanjutkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Termasuk pembangunan infrastruktur transportasi lainnya, seperti kawasan ekonomi khusus sei mangkei, pelabuhan internasional kuala tanjung, pembangunan tol Kualanamu - Tebingtinggi, tol Medan–Binjai dan lain sebagainya. [ded]
KOMENTAR ANDA