Kepala BNPB, Syamsul Maarif, selaku Dansatops Pengendalian Api dan Asap memerintahkan operasi diintensifikan untuk mengantisipasi aksi pembakaran hutan dan lahan. Operasi tersebut dilakukan dengan patroli malam dilakukan TNI di lokasi-lokasi rawan kebakaran.
"2.856 personil satgas darat masih memadamkan titik api. TNI Zipur dan Armed dipindahkan ke Dumai untuk memadamkan titik api baru. 2 titik api dan 20 titik asap berhasil dipadamkan. Manggala Agni berhasil memadamkan api 30 ha dan titik asap 25,5 ha di kebun kelapa sawit di Siak. Helicopter melakukan water bombing 284 kali. TMC menyemai awan dengan 5 ton dengan pesawat Hercules dan Cassa. Hujan turun di Rokan Hulu dan bagian selatan Riau," demikian rilis BNPB yang diterima redaksi, Kamis (27/3/2014).
Hotspot yang terpantau akibat pembakaran lahan dan hutan di Riau sendiri terus meningkat. Jika pada Rabu (26/3/2014) hotspot dari satelit NOAA hanya 68 titik. Pada hari ini, Kamis (27/3/2014) meningkat menjadi 173 titik. Hotspot terkonsentrasi di daerah gambut di Bengkalis (33), Pelalawan (29), Dumai (22), Rohil (22), Siak (20), Inhu (16), Inhil (11), Kuansing 7, Kampar 6, Meranti 6 dan Rohul 1. Sedangkan dari satelit Modis ada 219 titik yaitu Bengkalis 105, Rohil 24, Dumai 18, Meranti 18, Inhil 18, Pelalawan 17, Siak 12 dan Inhu 7.
Adanya peningkatan dan sebaran hotspot tersebut disebabkan 2 hal yaitu karena api lama tumbuh besar lagi yang berasal dari gambut. Api yang membara di bagian bawah gambut membakar bagian permukaan. Yang kedua memang dibakar lagi. Pembakaran masih dilakukan oleh individu maupun kelompok, baik di lahan maupun di hutan. Dengan kondisi yang kering dan bergambut maka mudah sekali terbakar.
"Dampaknya kabut tipis kembali menutupi beberapa wilayah. Kualitas udara menurun di beberapa tempat. Visibility 5-8 km di beberapa daerah di Riau. Penerbangan sipil berjalan normal," demikian BNPB.[rgu]
KOMENTAR ANDA