post image
KOMENTAR
Pengamat Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara, Agus Suryadi menyebutkan kasus Aisyah harus menjadi cambuk bagi pemerintah untuk lebih banyak berbuat dalam pengentasan kemiskinan di Kota Medan. Sebab, Siti Aisyah hanya menjadi salah satu contoh kecil dari gambaran masalah kesejahteraan di Kota Medan.

"Siti aisyah itu adalah bagian penyandang masalah kesejahteraan sosial. Persoalan ini bukan hanya dialami Aisyah, masih banyak keterlantaran lain yang terjadi di depan mata terjadi. Misalnya gelandangan," ujar Agus, Senin (24/3/2014)

Menurut Agus, pemerintah sebagai pengambil kebijakan tunggal sebenarnya memiliki anggaran, fasilitas dan sarana untuk menangani persoalan-persoalan seperti yang dialami Aisyah. Semua itu, bisa diberdayakan untuk menangani langsung setiap temuan yang muncul. Namun menurutnya, sejauh ini pemerintah masih terkesan menutup mata terhadap realita yang ada dan baru bekerja setelah kasus-kasus tersebut terekspos ke permukaan.

"Tunggu ter ekspos, tunggu ada laporan, baru pemerintah bertindak, sekali lagi konsen dan kependulian pemerintah itu lemah, kalau kita lihat persentase anggaran yang mereka sediakan, sangat minim terhadap kesejahteraan sosial, padahal itu kewajiban mereka," ungkapnya.

Seperti diketahui, Aisyah dan ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan beberapa hari belakangan ini menjadi perbincangan serius di tengah masyarakat. Hal ini setelah tereksposnya kehidupan tuna wisma tersebut yang selama 3 tahun hidup diatas becak yang juga mereka jadikan sebagai tempat tinggalnya. Saat ini, Nawawi telah dirawat di RSU Pirngadi, Medan dan Aisyah sendiri sudah disekolahkan oleh Pemko Medan di SD Negeri 060786 Jalan Purwo, Medan Timur.[rgu]

Menghilangnya Karakter Kebangsaan pada Generasi Z

Sebelumnya

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Opini