post image
KOMENTAR
Meski Kepolisian Republik Indonesia sudah menabuh perang terhadap segala bentuk perjudian, namun praktik haram yang itu dinilai sebagai biang kesengsaraan rakyat dan pemicu meningkatnya tindak criminal, tetap saja berlangsung dengan mulus. Ironisnya, perjudian terselubung itu berjalan mulus karena adanya dukungan dari sejumlah oknum aparat berseragam.

Hal itu juga  kini masih meresahkan masyarakat yang bermukim di kawasan Pasar 9, Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli. Dimana masyarakat semakin resah akibat maraknya lokasi perjudian di pemukiman mereka dalam beberapa bulan terakhir.

Informasi yang dihimpun,  jenis perjudian seperti dadu goncang, samkwang dan sabung ayam di lokasi ini dengan bebas beraktivitas, karena didukung sejumlah okum berpakaian loreng , sehingga aparat kepolisian harus berfikir dua kali  untuk melakukan pengerebekan.

Apalagi para pengawal perjudian ini terkenal sadis dan tak segan bertindak kejam, jika ada pihak lain yang mencoba mengganggu lokasi bisnis haram di tempat ini.

Terbukti, aksi unjukrasa sejumlah warga sekitar bersama kelompok Aliansi  Mahasiswa Muslim (AMM), Sabtu (22/3/2014) sore yang memprotes sebuah lokasi perjudian di kawasan tersebut berakhir  ricuh.

Massa aksi dibubarkan paksa sejumlah preman dan pria berambut cepak yang diduga oknum aparat meski aksi ini berlangsung damai.

“Kami tidak mau kampung kami tercemar karena perjudian yang berlangsung bebas. Kami minta kapolri segera menindak para Bandar judi ini dan segera menutup lokasi perjudian di kampong kami,"  teriak koordinator aksi,  Nasir.

Aksi protes para massa pun hanya berlangsung singkat, saat tiba-tiba sejumlah preman bertato dan pria cepak yang diduga oknum aparat, langsung berusaha membubarkan massa

"Mana ijin kalian, jangan kalian sembarang masuk sini ya. bubar kalian sebelum kami main hakim sendiri," hardik pria berbadan tegap yang diduga koordinator keamanan.

Sambil memaki-maki pendemo, mereka juga merampas Toa pengeras suara dan poster dan dibawa pengunjukrasa.

Ironisnya, aparat kepolisian yang berada di lokasi, hanya diam tanpa bisa berbuat apa-apa. Untuk menghindari bentrokan, pengunjukrasa akhirnya memilih angkat kaki.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel