Sejak menghilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 pada 8 Maret dinihari lalu, sejumlah spekulasi serta teori berkembang di kalangan para pakar maupun masyarakat. Di antaranya masuk akal, namun tidak sedikit yang tak beralasan.
Kantor berita Amerika Serikat, Associated Press seperti dikutip media Malaysia New Straits Times, merangkum tujuh teori yang mengemuka dan dinilai beralasan serta masuk akal terkait hilangnya MAS MH370.
Teori pertama menyebut bahwa MH370 hilang akibat aksi jahat pilot. Teori tersebut mencuat karena diketahui transponder pesawat tiba-tiba berhenti mengirimkan sinyal ke pengandali lalu lintas udara. Kemudian diketahui pesawat berbalik dari jalur yang seharusnya selama beberapa jam setelah transponder mati. Selain itu, sejumlah kunci komunikasi dan perangkat pelacakan yang berada dalam kokpit juga dinonaktifkan. Hal ini menempatkan kecurigaan pada sang pilot.
Menyusul teori itu, tim investigasi yang mencari dan mempelajari latar belakang pilot pesawat, Kapten Zaharie Ahmad Shah (53) yang telah menerbangkan pesawat untuk MAS sejak tahun 1981. Latar belakang co-pilot Fariq Abdul Hamid (27) yang baru saja menerbangkan pesawat berjenis Boeing 777 itu juga ikut diselidiki. Tim investigasi
bahkan kemudian menelusuri simulator penerbangan yang dimiliki Kapten
Zaharie. Mereka juga menginvestigasi sejumlah file yang pernah dihapus dari simulator tersebut.
Gagasan bahwa pilot menggunakan pesawat untuk bunuh diri atau melakukan pembunuhan massal merupakan hal yang tabu dalam industri penerbangan. Namun ada sejumlah kecelakaan pesawat yang diduga sengaja dilakukan oleh pilot, seperti kecelakaan SilkAir tahun 1997 dan kecelakaan EgyptAir tahun 1999.
Teori kedua adalah aksi pembajakan teroris. Teori ini telah muncul pada awal hilangnya pesawat, menyusul ditemukannya dua warga Iran yang ikut dalam penerbangan menggunakan paspor curian. Namun tim investigasi tidak menemukan kaitan kedua orang tersebut dengan kelompok teror. Keduanya diduga hanya berkaitan dengan migrasi ilegal ke Eropa.
Bukan itu saja, sejak peristiwa pembajakan pesawat Amerika Serikat atau 9/11 tahun 2001 lalu, pengamanan ruang kokpit semakin diperketat, baik melalui sistem, ataupun protokol pengamannya.Namun bukan berarti orang yang tak berkepentingan tak bisa masuk ke dalam kokpit pesawat. Pasalnya, menyusul hilangnya MH370, seorang wanita mengaku pernah diundang ke dalam ruang kokpit selama penerbangan oleh co-pilot Fariq Abdul Hamid yang sekarang ikut dalam MH370 yang hilang.
Wanita tersebut bahkan melansir fotonya bersama co-pilot ketika berada dalam ruang kokpit. Teori ketiga menyebutkan bahwa mungkin saja terjadi bencana secara tiba-tiba, seperti bom dalam penerbangan atau kesalahan teknis di dalam mesin atau badan pesawat yang menyebabkan pesawat tiba-tiba hancur.
Namun, bila hal tersebut terjadi, maka puing-puing pesawat akan dapat ditemukan di titik di mana transponder baru mati. Apalagi, pesawat Boeing 777 juga hanya memiliki satu catatan kecelakaan dalam 19 tahun sejarahnyam yakni kecelakaan Asiana Airlines di San Francisco pada tahun lalu.
Teori keempat adalah adanya api atau kebakaran listrik. Kebakaran bisa terjadi akibat adanya barang bawaan kargo yang berbahaya sehingga memutus jaringan komunikasi pesawat secara seketika. Jika ini terjadi, kru pesawat masih memiliki waktu untuk memasuki kokpit dan mengambil kendali pesawat.
Teori kelima adalah terjadinya dekompresi dalam pesawat. Dekompresi adalah penurunan tekanan udara dalam kabin pesawat. Dekompresi secara perlahan ataupun tiba-tiba bisa menyebabkan hilangnya oksigen dalam pesawat dan menewaskan semua orang di dalamnya. Logikanya, jika tingkat oksigen menurun, maka pilot akan mendapatkan peringatan otomatis agar mengenakan masker oksigen dan segera menurunkan pesawat pada ketinggian 10 ribu kaki atau 3.050 meter di mana terdapat tingkat oksigen yang cukup untuk bernafas tanpa bantuan.
Teori keenam menyebut bahwa pesawat telah mendarat di suatu tempat dan bersembunyi yang bisa saja terjadi bila seseorang dengan motif tertentu mendaratkan pesawat ke suatu landasan terpencil dan bersembunyi.
Namun untuk mendaratkan pesawat penumpang ke bandara kecil tanpa alat bantu navigasi yang normal membutuhkan keahlian yang sangat tinggi. Teori tersebut berkembang dan menyebut bahwa pesawat bisa saja diam-diam membayangi pesawat lainnya untuk menghindari deteksi radar militer negara-negara yang dilintasinya.
Teori terakhir adalah penembakan pesawat secara tiba-tiba. Menurut catatan sejarah. Pesawat sipil pernah sengaja ditembak jatuh oleh militer suatu negara. Pada Juli 1988, rudal penjelajah Angkatan Laut Amerika Serikat USS Vincennes sengaja ditembakkan untuk menjatuhkan pesawat Iran Air dan menewaskan total 290 orang yang berada di
dalamnya.
Kemudian pada September 1983, pesawat Korean Air Lines juga pernah ditembak jatuh oleh jet tempur Rusia. Namun untuk MAS MH370, hingga saat ini belum ditemukan adanya bukti bahwa pesawat telah jatuh karena ditembak.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA