Pertumbuhan properti di Sumut diprediksi tahun ini melambat atau lebih rendah dari tahun lalu. Hal ini dipicu naiknya suku bunga kredit kepemilian rumah.
Diprediksi, akibat hal tersebut tahun ini pertumbuhan properti berkisar antara 5-10 pesen dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya yang mampu menembus di atas 10 persen.
Menurut Ketua Real Estate Indonesia (REI) Sumut, Tomi Wistan, pertumbuhan yang melemah itu sudah terlihat sejak permulaan tahun dan masih berlangsung hingga awal Maret.
"Padahal biasanya paling lama, permintaan sudah terlihat banyak di akhir Februari," ujar dia seperti dilansir Antara, Minggu (2/3/2014).
Ditambahkan dia, permintaan diyakini masih akan sepi dalam beberapa bulan ke depan karena ada Pemilu yang biasanya membuat sebagian besar masyarakat menunda melakukan investasi.
Menurut Tomi, melemahnya permintaan properti khususnya rumah sederhana dampak melemahnya daya beli yang antara lain disebabkan semakin tidak seimbangnya lagi pendapatan dan pengeluaran dampak inflasi yang tinggi.
Daya beli semakin lemah karena selain suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) naik, juga akibat penerapan aturan loan to payment (LTP) atau uang muka yang besar dan termasuk semakin sulitnya mendapatkan harga lahan yang murah.
Kebijakan yang menetapkan uang muka cukup besar pada pembelian rumah seperti sebesar 40 persen untuk kepemilikan rumah kedua dan 50 persen bagi rumah ketiga semakin membuat pertumbuhan properti tertekan.
"Tapi kalau Pemerintah memberikan dukungan, perlambatan permintaan properti itu bisa ditekan,"katanya.
Dukungan Pemerintah misalnya dari memberikan kemudahan perizinan, menahan laju BI Rate yang otomatis menekan suku bunga KPR dan menekan inflasi sehingga daya beli sedikit pulih.
Besaran Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang sudah sebesar 7,5 persen dan ada wacana akan naik lagi, menurut Tomi akan mendorong lagi KPR dan lainnya.
Anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, pengadaan rumah khususnya tipe sederhana harus didukung secara maksimal oleh Pemerintah.
Menurut Parlindungan, bantuan yang paling mengena adalah penyediaan pinjaman uang muka perumahan seperti yang pernah dilakukan oleh PT. Jamsostek saat belum menjadi BPJS Ketenagakerjaan. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA