Peserta Konvensi Capres Demokrat , Pramono Edhie Wibowo menyatakan perbedaan suku, ras dan etnis tidak boleh menjadi faktor yang lebih ditonjolkan ketika membicarakan masa depan Indonesia. Hal ini dikemukakannya saat menggelar kunjunga ke Pasar Tradisional (pasar Atom)di Surabaya yang notabene banyak dihuni oleh pedagang tradisional mulai dari etnis pribumi dan juga etnis tionghoa.
"Gus Dur sudah membuka, diberi ruang bahwa dulu tidak boleh ini dan itu. Tapi sekarang bicara bangsa Indonesia tidak boleh lihat suku dan rasnya. Inilah Indonesia," ujar dia, Sabtu (1/3/2014).
Pramono Edhie Wibowo dalam kunjungannya ke pasar tersebut mengutamakan kunjungan kepada para pedagang yang berasal dari keturunan Tionghoa. Ia menyebutkan hal tersebut sebagai salah satu upayanya untuk melibatkan seluruh pihak dalam membangun Indonesia.
"Banyak orang Tionghoa yang ada di Indonesia ternyata lebih Indonesia ketimbang orang dari etnis lainnya, bahasan jawanya misalnya jauh lebih baik dibanding kita," ujarnya menyebut suku Tionghoa yang sudah menetap di Surabaya.
Kedatangan Pramono Edhie di Pasar Atom disambut antusias oleh para pedagang. Bahkan sebagia diantara mereka mengaku bersedia menjadi relawan untuk memenangkan Pramono menjadi Presiden.
"Bagi para pedagang, yang terpenting adalah komitmen pemimpin untuk membuat kita aman dalam berusaha. Dan saya yakin jika Bapak Pramono Edhie menang dalam konvensi dan menjadi presiden, upaya itu bisa diwujudkan," sebut Jos Soetomo, tokoh pedagang Pasar Atom Surabaya.[rgu]
KOMENTAR ANDA