Kurang dari dua bulan sebelum Pemilihan Umum Legislatif 2014 pada 9 April mendatang, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui secara persis teknik pemungutan suara.
Bahkan mereka tidak tahu bagian mana yang diperbolehkan untuk dicoblos dan apa saja yang membatalkannya. Karena KPU sendiri hingga kini belum turun ke masyarakat untuk bersosialisasi.
Begitu keyakinan calon anggota legislatif (caleg) Partai Amanat Nasional (PAN) tingkat DPR RI daerah pemilihan Sumut I, Abdullah Rasyid saat berbincang dengan wartawan.
Prediksi yang disampaikan Abdullah Rasyid itu tersebut ternyata benar. Terbukti saat tim pemenangannya yang tergabung dalam Laskar Matahari melakukan simulasi pencoblosan surat suara yang difasilitasi caleg PAN DPRD Sumut Irwan Amin di Jalan Tuamang, Komplek Ray Pendopo, Kecamatan Medan Perjuangan akhir pekan lalu.
Puluhan ibu-ibu yang hadir saat itu rata-rata tidak mengetahui apa yang akan mereka coblos. Bahkan mereka buta sama sekali dalam membedakan surat suara DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Mereka mengira semua surat suara sama. Bahkan ada yang baru tahu bahwa di surat suara tidak ada dicantumkan foto caleg seperti yang bertebaran di spanduk dan baliho kampanye.
"Walah gimana nyoblosnya nggak ada gambarnya. Mana ingat kami sama namanya. Kertasnya sama semua," kata seorang ibu spontan.
Untungnya Irwan Amin saat itu sudah menyiapkan alat peraga sosialisasi berupa contoh surat suara. Semua ibu-ibu yang hadir diberikan contoh surat suara untuk dibawa pulang agar dapat dipelajari bersama keluarga di rumah dan tidak lagi canggung dan bingung saat mencoblos 9 April nanti.
"Ini contoh surat suara. Aslinya nanti lebih besar dari ini. Kalau yang DPR RI Abdullah Rasyid, ada di surat suara warna kuning. Sedangkan surat suara DPRD Sumut yang ada sayanya warna biru. Jangan salah ya, yang penting coblos nomornya empat partainya PAN," kata Irwan caleg nomor urut empat itu.
Tim Pemenangan Laskar Matahari yang mencoba membantu sosialisasi berharap ibu-ibu yang sudah mendapatkan informasi soal teknik mencoblos ikut membantu sosialisasi ke keluarga dan tetangga dengan contoh surat suara yang diberikan. Sangat disayangkan menurutnya jika satu suara bisa terbuang percuma karena dianggap tidak sah.
Selain itu diingatkan juga untuk tidak tergiur dengan politik uang. Karena dipastikan bakal ada yang mencoba-coba untuk itu. Selama warga menolaknya dengan tegas, maka demokrasi dan kedaulatan rakyat akan terselamatkan. Namun jika diterima maka sama dengan warga ikut serta merusak tatanan demokrasi dan bersiap-siap untuk tidak menikmati pembangunan selama lima tahun ke depan.
Langkah cepat Tim Pemenangan Laskar Matahari ini sesuai dengan apa yang diingatkan Abdullah Rasyid sejak awal. Saat itu dia mengatakan, tim harus pemenangan lebih cepat selangkah dari yang lain. Bahkan, bila perlu sosialisasi lebih dulu dilakukan meski Komisi pemilihan Umum (KPU) belum bergerak sama sekali.
Abdullah Rasyid menyebutkan, dalam pemilu tidak ada putaran kedua. Waktu yang berlalu tidak bisa diulang kembali. Karena itu semakin dekat hari pemungutan suara, kerja tim pemenangan harus lebih kencang dalam sosialisasi. Bila perlu lebih cepat dari penyelenggara pemilu dalam sosialisasi ke masyarakat.
"Ini bentuk keseriusan kami. Kami ingin masyarakat menggunakan hak pilihnya dengan benar. Jangan sampai suara yang diberikan tidak punya nilai karena dianggap tidak sah," kata caleg nomor urut 4 tersebut. [zul]
KOMENTAR ANDA