Sejak dua hari lalu wilayah Gunung Sinabung Kabupaten Karo, Sumatera Utara telah diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Hujan ini adalah pertama kali pasca erupsi 1 Februari lalu yang menewaskan 17 orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, curan hujan tersebut cukup membantu program percepatan pemulangan pengungsi, baik untuk program pembersihan hunian maupun lahan pertanian.
Turunnya hujan ini semoga dapat dimaknai sebagai upaya untuk dapat segera kembali ke desanya dan melakukan aktivitas keseharian yang telah lama ditinggalkan selama empat bulan lebih berada di jambur pengungsian. Warga desa yang telah diperbolehkan pulang sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) agar mematuhi larangan pemerintah untuk tidak beraktivitas dan berada di dalam radius 5 Km dengan alasan apapun.
Warga desa yang sudah kembali berjumlah 5.783 jiwa/1.619 KK yang berasal dari Desa Batu Karang, Desa Rimo Kayu dan Desa Naman. Sedangkan warga desa lainnya yang akan dikembalikan berasal dari Tiganderket, Kutambaru, Tanjung Merawa, Kutambelin, Kebayaken, Gungpinto, Sukandebi dan Payung yang saat ini tengah melakukan pembersihan hunian dan fasilitas umum bersama TNI, Polri dan Relawan.
"Kepala BNPB Syamsul Maarif, meskipun berada di Kediri untuk menangani erupsi Gunung Kelud, tetap memberikan arahan bagi personil BNPB di Sinabung dalam pemulangan pengungsi," ujar Sutopo dalam rilisnya, Minggu (16/2).
BNPB, tambah Sutopo, mengkoordinasikan potensi nasional bersama unsur Pemkab Karo secara rutin melakukan sosialisasi di jambur-jambur pengungsian untuk memberikan pemahaman secara utuh kepada pengungsi sebagai proses pengetahuan gejala Sinabung dan untuk membentuk penanganan secara mandiri serta kesiapsiagaan masyarakat di masa mendatang.
"Unsur Pemkab Karo menyampaikan materi sosialisasi terkait program pelayanan bantuan pendidikan, pertanian dan kesehatan," pungkasnya. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA