Bukan hanya Partai Demokrat yang terjerat kasus korupsi. Namun berbeda dengan Demokrat, elektabilitas partai lain yang juga sama terjerat kasus korupsi cenderung stabil. Sementara elektabilitas Demokrat terus terjun bebas.
Karena itu, berdasarkan temuan Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN), faktor utama jebloknya elektabilitas Demokrat adalah kepemimpinan SBY yang buruk. Setelah menjadi Presiden di 2009, SBY tidak lagi memperdulikan organisasi sayap partai yang selama ini membesarkan dan mengantarkan dirinya menuju kursi RI 1.
Sepertu yang dilansir Rakyat Merdeka Online, Kamis (13/2/2014), menurut Direktur LSIN, Yasin Mohammad, Partai Demokrat itu ibarat mobil mercy yang masih mulus, tapi mesinnya telah mati. Mesin penggerak partai Demokrat atau mesin politiknya tidak lagi berfungsi, sementara sistem organisasi politik yang sudah terbangun di dalamnya telah tercerai berai akibat salah perbaikan.
"Kebesaran dan kemenangan Demokrat pada Pemilu sebelumnya sejatinya karena sistem dan mesin politik yang dibangun berjalan dengan baik. Pada Pemilu 2004 dan 2009 Demokrat didukung oleh organisasi-organisasi sayap parpol secara total, dan SBY juga memiliki perhatian yang lebih terhadap mereka," ungkap Yasin.
Demokrat, masih kata Yasin, dibesarkan dan dimenangkan oleh karena kinerja para pakar strategi dari mantan TNI yang dikumpulkan oleh SBY, organisasi pemuda, dan jama'ah pengajian Nurussalam sebagai perkumpulan para kyai dan ulama. Demokrat juga didukung oleh kader-kader muda potensial yang ada di dalamnya di bawah gerbong Anas Urbaningrum.
"Namun setelah jadi presiden, SBY tidak lagi memperdulikan organisasi sayap yang selama ini membesarkan dan mengantarkan dirinya menuju RI 1. Akibatnya, mereka berpindah haluan ke parpol lain dan mesin politik Demokrat tidak lagi berjalan sebagaimana mestinya," demikian Yasin. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA