post image
KOMENTAR
Di Medan, bahkan hingga saat ini istilah "raun-raun" atau "musing-musing" masih berani memunculkan diri di tengah istilah-istilah baru seperti "mejeng" dan sebangsanya yang datang belakangan.

"Raun-raun" mulai digunakan untuk menyederhanakan niat seseorang pergi "mencari angin". Tanpa harus menyebutkan lokasi tujuan dan keperluan, istilah ini sudah mampu menggambarkan keadaan yang akan dihadapi orang yang mengucapkannya.

Tapi tahukah Anda, kalau istilah ini lebih tua dari usia Republik Indonesia tercinta?

Dahulu ketika gedung Deli Maatschappij (sekarang kantor Pos Besar di depan Lapangan Merdeka) masih beroperasi, banyak orang lalu lalang di depannya. Sedangkan Lapangan Merdeka yang kini sudah dikepung tempat jajanan (Merdeka Walk) dahulu adalah sebuah lapangan terbuka dimana noni dan sinyo muda Belanda totok suka menghabiskan sorenya dengan berkuda atau sekadar berjalan kaki.

Gaan rond (Dutch) atau go around (English) adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan niat berpergian sekadar "mencari angin" itu. Istilah itu dipopulerkan oleh muda-mudi Eropa yang kala itu memenuhi lapangan luas di depan Gedung Deli Maatschappij. Kata itulah yang kemudian bermetamorfosa menjadi "raun-raun". [hta]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya