Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendrasto mengatakan aktivitas Gunung Sinabung berangsur menurun hingga saat ini. Meski demikian, mereka menyebutkan potensi erupsi masih tetap mungkin terjadi.
Data yang disampaikannya menyebutkan pertumbuhan kubah lava dan aliran lava masih terjadi. Guguran-guguran lava pijar dari kubah /aliran lava terus terjadi ke arah Selatan-Tenggara yang mencapai jarak terjauh 1.500 m.
Data kegempaan didominasi oleh Gempa Guguran (400-450/hari) dan Gempa Hybrid (rata-rata 150/hari), diinterpretasikan sebagai proses pertumbuhan kubah /aliran lava masih berlangsung di Kawah Gunung Sinabung. Jumlah Gempa Guguran perlahan naik sejak 23 Januari 2014.
Gempa Vulkanik Dalam (VA), Gempa Low Frekuensi (LF) dan Tremor menerus masih terekam. Data deformasi dan hiposenter gempa mengindikasikan adanya perpindahan tekanan dari tempat yang dalam menuju tempat yang lebih dangkal.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental serta potensi ancaman bahaya Gunung Sinabung, lanbjutnya bahwa status kegiatan Gunung Sinabung masih tetap AWAS (Level IV).
Maka, potensi bahaya saat ini masih berpotensi muncul akibat erupsi yang menghasilkan material berukuran abu (hujan abu lebat) sampai lapili (berukuran 2-6 cm) yang ancamannya dapat mencapai radius 5 km. Erupsi juga dapat disertai awan panas yang mengarah ke Selatan dan Tenggara sejauh 5 km.
Pertumbuhan kubah berpotensi menimbulkan aliran lava, guguran lava pijar dan aliran awan panas yang mengancam ke arah Selatan dan Tenggara. Begitu juga Potensi longsor di lereng Utara (Lau Kawa) Gunung Sinabung masih tinggi.
Pemicunya karena terdapat lubang tembusan fumarola baru yang diikuti beberapa kali kejadian longsor di lereng Utara. Potensi untuk terjadinya lahar masih tinggi yang berasal dari endapan abu/material erupsi dan sering terjadinya awan panas dan curah hujan tinggi. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunung Sinabung
"Untuk itu, Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas pada radius 5 km dari Kawah Sinabung. Begitu juga masyarakat di 17 Desa dan 2 Dusun yaitu: Desa Guru Kinayan, Desa Sukameriah, Desa Berastepu, DesaBekerah, Desa Gamber, DesaSimacem, Desa Perbaji, Desa Mardinding, DesaKuta Gugung, Desa Kuta Rakyat, DesaSigarang-garang, Desa Sukanalu, DesaTemberun, Desa Kuta Mbaru, Desa Kuta Tonggal, Desa Tiga Nderket, Desa Slandi dan Dusun Sibintun serta Dusun Lau Kawar agar diungsikan," ujarnya.
Untuk Masyarakat di Kecamatan Naman Teran (Desa Kebayaken, Desa Naman, dan Desa Kutambelin), yang terletak di Timur Laut dan berada di luar radius 5 km berpotensi terkena material jatuhan.
Desa Kuta Tengah, Desa Pintubesi, dan Desa Jeraya (Kecamatan Simpang Empat), yang terletak pada arah Tenggara bukaan kawah Gunung Sinabung dan berada di luar radius 5 km dari puncak berpotensi terkena awan panas. Keenam desa tersebut agar agar diungsikan.
Dan jika terjadi hujan abu, masyarakat untuk diam di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan memakai masker, penutup hidung dan mulut serta pelindung mata. Untuk masyarakat yang terganggu akibat hujan abu vulkanik lebat terutama anak-anak dan masyarakat rentan lainnya di sekitar Gunung Sinabung, dapat diungsikan sementara hingga hujan abu lebat mereda
"Bagi atap rumah masyarakat yang terkena dampak dari hujan abu vulkanik tebal, agar segera membersihkan atap bangunan, untuk mencegah robohnya atap karena beban berat," katanya.
Sehubungan masih adanya potensi terjadinya hujan maka masyarakat yang bermukim dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar.
Diminta agara masyarakat di sekitar Gunung Sinabung untuk tetap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Sinabung, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Pemerintah Kabupaten Karo/Muspida Karo yang senantiasa mendapat laporan tentang aktivitas Gunung Sinabung. [rgu]
KOMENTAR ANDA