Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (23/1/2014) siang ini, pukul 15.00 WIB, rencananya tiba di lokasi pengungsian erupsi Gunung Sinabung di Posko Gereja Parokhi, Kabupaten Karo.
Presiden beserta rombongannya akan menginap di posko yang dihuni seribuan pengungsi itu.
Pantauan di Karo, Kamis (23/1/2014), di lokasi pengungsian terdapat sebuah mobil panser dan ratusan petugas keamanan. Wartawan pun belum diperkenankan masuk ke lolasi pengungsian.
Sementara sepanjang jalan dari Berastagi menuju Kabanjahe, siswa dan siswi sekolah berbaris membawa bendera Merah Putih. Mereka nampak menanti Presiden SBY lewat untuk menyapa.
Untuk di lolasi pengungsian Gereja Parokhi, para pengungsi tak diperkenankan untuk keluar masuk. Begitu pula pengungsi dari lokasi lain yang tak diperkenankan menengok sanak keluarganya di Gereja Parokhi.
"Anak saya ada di dalam, dan saya tak boleh masuk. Kata penjaganya mesti steril. Tak taulah aku. Padahal kemarin-kemarin boleh. Sewaktu Pak SBY datang tahun 2010 tak begini," ujar salah seorang pengungsi Elva Boru Sitepu.
Pengungsian Elva tak berjarak jauh dengan pengungsian Gereja Parokhi tempat anaknya mengungsi. Hanya berjarak 3 sampai 5 kilometer.
Hal serupa juga disampaikan seorang ibu Jessika. Dia berharap dapat bertemu dengan SBY sekaligus menceritakan penderitaannya yang sudah empat bulan tinggal di pengungsian.
"Saya tinggal di posko simpang 6, pengen lihat Bapak SBY. Sudah masuk saya dan tidur ke kamar 3, tapi disuruh keluar lagi karena tangan saya tidak distempel," ujarnya terisak.
Padahal, katanya, dia ingin SBY tahu kondisi dirinya dan keluarganya yang saat ini sudah kehilangan mata pencarian.
"Anak saya sekolah di Medan. Sudah dua kali dia minta uang untuk kebutuhan sekolahnya, tapi kami sudah tak ada uang. Semua ladang-ladang rusak semua. Gak tau kami entah kemana cari uang lagi," tuturnya berurai air mata.
Jessica dan ribuan pengungsi lainnya berharap, agar Presiden bisa memberikan solusi jangka panjang terhadap nasib para pengungsi. [ded]
KOMENTAR ANDA