
Aktivitas itu dilakukan warga di halaman dan aula gereja tersebut.
"Dari pada suntuk, lebih baik menganyam," kata Pardi Beru Ginting warga Beras tepu yang mengungsi di tempat itu, Selasa (21/1/2014)
Ia mengaku kegiatan menganyam dilakukan untuk mengisi waktu yang luang. Ia tidak terlalu memikirkan hasil kegiatan yang dijalankannya itu.
"Digunakan sendiri saja. Bahan diambil dari apa saja yang ada," katanya.
Namun beberapa pengungsi mengaku hasil anyaman tersebut dapat mendatangkan hasil secara ekonomi jika kualitasnya bagus. Tikar hasil mereka dibeli pengelola gereja dengan harga Rp200 ribu meski harus dikerjakan sekitar dua minggu.
Sementara itu, bahan anyaman yang dimanfaatkan pengungsi bukan hanya terbuat dari daun pandan, tetapi juga tali plastik yang banyak didapatkan di sekitar lokasi pengungsian. [hta]
KOMENTAR ANDA