Calon presiden Konvensi Rakyat, Rizal Ramli, Minggu, (19/1/2014) petang, saat mengunjugi Istana Maimun di Jalan Brigjen Katamso, Medan. Di tempat paling bersejarah di Medan itu, Rizal Ramli berikrar akan membenangi karut marut tata pemerintahan Indonesia.
Kepada ratusan simpatin dan masyarakat yang hadir di tempat itu, Rizal menceritakan kondisi Indonesia yang merupakan negara kaya raya namun banyak masyakaratnya yang miskin.
"Saya ditelepon Sekjen PBB diminta memimpin Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP), yang mempunyai 53 negara anggota. Tapi saya tolak. Lebih baik kita ubah Indonesia," ujarnya.
Usai debat publik dalam Konvensi Rakyat Capres 2014 yang digelar di MICC, Menteri Perekononomian era Abdurrahman Wahid sengaja berkeliling Kota Medan.
Istana Maimun adalah tempat terakhir yang dikunjunginya setelah sebelumnya Pasar Sei Sikambing dan Shalat Ashar di Masjid Raya.
Sekitar pukul 14.30 Rizal mengakhiri rangkaian kunjungannya di Medan. Sebelum berpisah dan meninggal Istana, dia kemudian menyemangati para pendukung dan puluhan tukang becak, termasuk menegaskan kembali kebulatan tekadnya maju pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
"Saya umur 6 tahun, sudah ditinggal ayah. Umur 7 tahun, ibu saya meninggal. Tapi walau yatim piatu, saya punya cita-cita agar jadi orang. Saya jadi pernah jadi Menko Menko Perekonomian, dan jabatan lainnya. Sekarang saya penasihat PBB di New York, Amerika Serikat," bebernya.
Namun, dia berharap orang Indonesia jangan sampai jadi yatim di negaranya sendiri. Warga Indonesia harus seperti rakyat negara lain, yang diurus oleh negara. Pasalnya, mantan aktivis yang sempat dipenjara pada masa rezim Orde Baru ini, Indonesia sangat kaya tapi mayoritas rakyatnya masih miskin.
"80 persen belum merdeka. Makanya kita harus benahi Indonesia. Insya Allah lewat konvensi rakyat, kita bisa lakukan sesuatu," tandasnya, yang langsung disambut pekik pendukungnya, "Hidup Rizal Ramli", "Cocok Kali". [ded|zul]
Foto: Rizal Ramli saat melihat Meriam Puntung di Istana Maimun [Foto: Suhardiman]
KOMENTAR ANDA