Pengamat Politik Universitas Padjajaran, Muradi mempertanyakan rencana TNI Angkatan Darat yang akan mengerahkan intelijennya menjelang dan selama Pemilu 2014. Menurutnya, pengerahan intelijen tersebut sangat rawan menimbulkan anggapan adanya campur tangan TNI dalam proses pemilu tersebut.
"Kalau tujuannya untuk pengamanan, sangat kita apresiasi. Namun kalau tujuannya hanya untuk kepentingan mengamankan jalannya kekuasaan saat ini, kami dengan tegas akan menolaknya," katanya dikutip rmol.com, Sabtu (18/1/2014).
Muradi menyebutkan, rencana untuk mengerahkan intelijen menjelang dan selama pemilu 2014 sebagaimana disampaikan oleh Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI Budiman, wajib mendapatkan pengawasan dari seluruh pihak. Hal ini untuk menjaga netralitas TNI sesuai dengan peraturan.
"Kami akan memantau apa tujuannya, sehingga jalannya pemilu 2014 lebih baik, tanpa ada campur tangan pihak manapun untuk memanipulasi proses dan hasilnya," ujarnya.[rmol/rgu]
KOMENTAR ANDA