Jumlah angka kejadian bencana banjir dan longsor yang terjadi sejak tahun 2012 lalu mengalami peningkatan yang sangat drastis, yakni mencapai 300 persen. Data secara nasional jumlah kejadian banjir dan longsor pada tahun 2012 lalu hanya mencapai 475 kejadian, sedangkan data sejak tahun 2013 hingga awal 2014 meningkat mencapai 1.392 kejadian.
"ini angka yang tidak main-main. Sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat," kata Manajer Penaganan Bencana Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Nasional, Mukri Friatna, seperti dilansir rmol.co (Sabtu, 18/1).
Mukri menyebutkan peningkatan angka kejadian bencana banjir dan longsir ini tidak terlepas dari penyusutan luas hutan yang terjadi secara signifikan. Data yang disampaikan luas hutan Indonesia berkurang dari 160 juta hektar menjadi 57 hektar. Kondisi ini menurutnya jelas membuat Indonesia semakin kehilangan tampungan air yang bisa menampung air hujan.
Banjir dan longsor, kata Mukri, merupakan tanda alam sudah rusak. Manado, merupakan contoh dimana tampungan air sudah jauh berkurang padahal diampit oleh dua sungai yang sangat besar.
"Jadi jangan salahkan Tuhan yang turunkan hujan. Salahin kenapa tempat penampungan atau gentong air di negeri ini berkurang. Pembangunan dimana-mana jelas mengakibatkan banjir," tegas Mukri.[rmol/rgu]
KOMENTAR ANDA