Mantan Menteri Perekonomian Indonesia, Rizal Ramli mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak terkecoh dengan tingginya popularitas para tokoh yang mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin di negeri ini. Sebab menurutnya, popularitas merupakan suatu hal yang sangat mudah untuk direkayasa, sehingga popularitas tidak bisa dijadikan acuan untuk memilih. Hal ini disampaikannya saat diskusi di Universitas Bung Karno (UBH) Padang, Sumatera Barat, Kamis (16/1/2014).
"Memilih karena poluratitas pasti akan kecewa," katanya.
Tokoh Perubahan yang akrab disapa RR1 ini menjelaskan popularitas sangat berbeda dengan elektabilitas. Dimana memilih dengan elektabilitas merupakan cara yang terukur, berdasarkan fakta dan bukan pencitraan. Menjadi pemimpin juga menurutnya harus memiliki empat kriteria yakni memiliki visi, berkarakter, berkompotensi dan popularitas.
"Semua kriteria ini tidak bisa direkayasa, kecuali popularitas," ungkapnya.
"Indonesia tidak butuh pemimpin yang sekadar mengandalkan popularitas. Saya juga minta bangsa Indonesia belajar dari pengalaman sembilan tahun terakhir ini. Bagaimana pemimpin yang hanya bermodal popularitas ternyata tidak mampu memecahkan masalah, tapi malah justru menjadi sumber masalah itu sendiri," tambah peserta konvensi rakyat ini.[rmol/rgu]
KOMENTAR ANDA