Bangsa dan rakyat Indonesia tidak akan memperoleh manfaat apa pun, jika Pemilu 2014 masih sarat dengan money politics dan bagi-bagi kekuasaan. Perubahan yang diharapkan rakyat juga tidak akan terwujud, sepanjang partai politik masih berpikir menjadikan ketua umumnya sebagai presiden atau wakil presiden.
Demikian pokok pikiran yang disampaikan Sultan Hamengkubuwono X usai menerima kunjungan ekonom senior DR. Rizal Ramli di Keraton Kulon, Jogjakarta, Sabtu sore kemarin (11/1).
Kedua tokoh nasional itu bertemu sekitar 1,5 jam. Mereka mendiskusikan berbagai persoalan yang membelit bangsa dan rakyat Indonesia.
"Pemilu yang sangat mahal biaya harus benar-benar bermanfaat untuk rakyat dan bangsa Indonesia. Karena itu, parpol harus mau membuka diri menerima figur-figur terbaik yang layak memimpin bangsa ke depan," ujar Sultan HBX.
"Presiden 2014 harus dari luar parpol,” sambungnya.
Dari perbincangan yang berlangsung santai dan kental dengan suasana persahabatan itu, keduanya menggali banyak persamaan visi dan persepsi di antara mereka. Salah satunya yang menonjol adalah, keprihatinan terhadap parpol yang sibuk memupuk harta dan kekuasaan serta abai terhadap kesejahteraan rakyat.
Menurut Sultan, Indonesia memerlukan pemimpin yang tidak punya kepentingan, kecuali bekerja dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat. Indonesia butuh pemimpin yang berkuasa, tapi tidak merasa berkuasa.
Pemimpin yang mengabdikan diri untuk rakyat. Sayangnya parpol tidak kunjung melahirkan kader yang memenuhi syarat dan kriteria sebagai pemimpin. Ironisnya, semua Parpol justru berpikir dan berjuang untuk menjadikan ketua umumnya sebagai presiden atau wakil presiden.
“Saya tidak melihat kesungguhan parpol dalam mensejahterakan rakyat. Mereka bukannya tidak tahu, bahwa ketua umumnya sama sekali tidak layak menjadi presiden atau wapres. Tapi mereka tetap saja ngotot, dengan pertimbangan walau gagal, sebagai capres kelak akan mememperoleh jatah jabatan. Inilah yang saya sebut dengan praktek bagi-bagi jabatan tadi. Praktik seperti itu tidak akan bisa memecahkan persoalan bangsa,” demikian disampaikan Sultan dengan nada miris. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA