post image
KOMENTAR
Warga Indonesia etnis Tionghoa sulit melupakan sosok mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan mereka merasa kehilangan sosok yang menjunjung pluralisme itu.

Pasalnya, selain menghormati pluralisme, Gus Dur telah banyak memberikan teladan dan pelajaran tentang toleransi.

"Perayaan Imlek, Konghucu, dan barongsai pun atas perjuangan Gus Dur. Kami merasa kehilangan," kata pimpinan delegasi Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) David saat bertemu Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2014).

Menurut David, Gus Dur secara faktual berani turun ke bawah untuk membela kelompok minoritas di Indonesia yang dizalimi. Bahkan budaya masyarakat Tionghoa yang selama Orde Baru berkuasa dilarang, oleh Gus Dur dibuka seluas-luasnya.

Pasca-wafatnya Gus Dur pada 30 Desember 2009 silam itu, warga Tionghoa merasa bingung, karena belum ada tokoh yang sehebat Gus Dur.

Untuk itu, PSMTI berharap MPR RI dengan sosialisasi 4 pilar bangsanya bisa mewujudkan dalam berbangsa dan bernegara ke depan. MTI mengakui saat ini masih ada diskriminasi kepada etnis Tionghoa yang terdiri dari 135 marga di Indonesia. [rmol|dito]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam