Intlektual muda di Medan, Sumatera Utara (Sumut) menegaskan sikap mereka mengenai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Mereka menolak Pancasila diturunkan posisinya menjadi pilar. Karena Pancasila adalah dasar negara dan ideologi terbaik bagi bangsa.
Penegasan itu terungkap dalam Diskusi Publik Kebangsaan bertajuk "Pancasila Dasar Negara dan Ideologi Bangsa" yang digelar KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim) Provinsi Sumut bersama dengan Masyarakat Penegak Pancasila (MPP) di Gedung Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal (BPPNFI) Regional I Sumut di Jalan Kenanga Raya No 64 Tanjungsari, Medan, Selasa, (31/12/2013).
Diskusi yang dihadiri lebih dari seratus orang peserta itu menghadirkan tiga orang pembicara. Yaitu, Faisal Andri Mahrawa, MSi (dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara), Husnul Isha Harahap, S.Sos (pengamat sosial di Medan) dan Romidi Kurniawan, S.Pd. (Ketua Bidang KAMMI Pusat).
Diskusi ini dipandu oleh moderator Subandi (Pengurus KAMMI Sumut).
Saat ini, tidak ada lagi dasar negara yang lebih baik dari Pancasila untuk seluruh bangsa Indonesia. Kalau pun ada yang ingin menerapkan syariat Islam atau ideologi lain, itu tidak akan bisa diterapkan di Indonesia.
"Apakah ada dari sila-sila di Pancasila itu yang bertentang dengan syariat Islam? Tidak ada," tegas Faisal Andri Mahrawa.
Dosen Fisip USU itu menambahkan, kalau Pancasila bukanlah ideologi, lalu apa? Sejarah sudah membuktikan, Pancasila itu adalah pilihan terbaik yang ada sekarang.
Terbukti, Pancasila masih sakti mempersatukan anak bangsa Indonesia yang majemuk ini. Sakti menyatukan aneka ragam suku, bahasa, agama dan keberagaman lainnya.
"Itulah saktinya Pancasila," tegas mantan aktivis HMI di Universitas Airlangga Surabaya itu.
Penegakan senada juga disampaikan oleh pengamat sosial di Medan yang juga dosen USU, Husnul Isha Harahap. Menurut pria yang kritis ini, Pancasila memang tidak sempurna.
Maka, tugas kita lah bagai generasi bangsa untuk menyempurnakanya. Bandingkan, Thailand yang hingga hari ini masih ribut dengan sesama anak bangsanya. Rusia dan beberapa negara lain di Eropa juga demikian. “Pancasila, telah terbukti berhasil mengawal perjalanan negara dan anak bangsa ini hingga hari ini dalam bingkai NKRI," papar Husnul Isha Harahap.
Sementara itu, Ketua KAMMI Pusat, Romidi Kurniawan, menegaskan peran mahasiswa sebagai intelektual dan generasi muda, memiliki tanggung jawab untuk meneruskan peran mengawal Pancasila.
"Saya yakin, kita ini adalah generasi yang dipersiapkan oleh zaman. Sebagai anak bangsa hari ini, kita tidak boleh dibatasi oleh sekat-sekat. Kalau kita mau menerapkan syariat Islam, silahkan. Tapi apakah kita bisa merapkan? Pilihan kita yang terbaik hari ini adalah Pancasila. Karena tidak ada sedikit pun dari Pancasila itu yang bertentangan dengan syariat Islam," papar pria asal Bengkulu itu.
Seratusan lebih mahasiswa dan intlektual muda Sumut itu begitu antusias mengikuti diskusi itu. Sejumlah pertanyaan kritis juga terlontar dari mereka.
Salah satunya disampaikan oleh Ramadhan, mahasiswa Fisip USU yang menanyakan, apakah yang akan terjadi jika Pancasila diturunkan derajatnya menjadi pilar bangsa?
Menjawab perrtanyaan itu, semua pembicara mengerucut pada satu kesimpulan. Bahwa tidak ada yang terbaik yang dimiliki bangsa ini sebagai dasar negara, kecuali Pancasila. [ded]
KOMENTAR ANDA