Sengketa tanah (setan) masih tetap berpotensi sebagai faktor pemicu gejolak sosial di wilayah hukum Mapolres Labuhanbatu pada tahun 2014 mendatang. Sebab, beberapa persoalan 'Setan' masih belum tuntas penyelesaiannya sepenuhnya hingga penghujung tahun 2013.
"Sengketa Pertanahan berpotensi gejolak di 2014 mendatang," ungkap Kapolres Labuhanbatu, AKBP Ahmad Fauzi Dalimunthe, Senin (30/12/2013) di Mapolres Labuhanbatu.
Prediksi itu, menurut Fauzi, karena pihak Polisi memandang masih adanya sengketa pertanahan yang belum selesai penanganannya.
"Ya, masih 3 titik lokasi yang terselesaikan," ujarnya ketika memberikan paparan kinerja Polres Labuhanbatu tahun 2013.
Sedangkan, enam titik lainnya pihak Kepolisian masih terus melakukan pemantauan.
"Enam titik lainnya kita masih wait and see," jelasnya. Persoalan 'Setan' yang mendominasi adalah konflik kepemilikan tanah antara pihak manajeman perusahaan perkebunan dengan para warga setempat.
"Didominasi masalah legalitas HGU perkebunan," jelasnya. Titik lokasi sengketa tanah itu, katanya terdapat di Kabupaten Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan dan Labuhanbatu Utara.
Dia juga mengatakan masalah Sengketa tanah rawan dipolitisir pada tahun 2014 mendatang. Karena, tambahnya akan dijadikan materi kampanye politik para calon legislatif (Caleg) pada tahun 2014.
"Ini (sengketa tanah) rawan dipolitisir," tegasnya.
Menurutnya, pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) juga diprediksi salahsatu berpotensi memicu gejolak sosial. "Masyarakat yang ingin duduk sebagai Legislatif akan memanfaatkan segala macam cara," ujarnya.
Dibanding para caleg nasional dan provinsi, paling berpengaruh terhadap kondisi itu, katanya caleg-caleg lokal. Apalagi, ketatnya persaingan yang ada dengan keterbatasan jumlah kuota kursi dan para caleg menjadi faktor terjadinya persaingan.
"Cuma 5 persen jumlah kursi dibanding jumlah caleg," ulasnya.
Selain faktor sengketa tanah dan Pileg, gejolak sosial juga rawan terjadi tahun 2014, kata Fauzi adalah kejahatan jalanan. Sebab, wilayah hukum Polres Labuhanbatu merupakan daerah transit. [ded]
KOMENTAR ANDA