Hari ini tepat sembilan tahun lalu tsunami dahsyat meluluhlantakkan daratan pesisir Aceh dan Kepulauan Nias. Gelombang besar air laut itu juga menyapu daratan pesisir pantai di Maladewa, Srilangka, India, Thailand, Malaysia, bahkan hingga Australia dan Kenya.
Bencana tsunami datang sesaat setelah gempa bumi tektonik berkekuatan 9,3 Skala Righter yang berpusat di Simeulue, Aceh, mengguncang pada Minggu pagi 26 Desember 2004.
Menurut para ahli kekuatan gempa ini merupakan terbesar ketiga yang pernah tercatat di seismograf dan memiliki durasi terlama sepanjang sejarah, sekitar 8,3 sampai 10 menit.
Gempa tersebut mengakibatkan seluruh planet bumi bergetar 1 centimeter dan menciptakan beberapa gempa lainnya sampai wilayah Alaska. Episentrumnya berada di antara Simeulue dan daratan Sumatera.
Di kalangan ilmuwan gempa dahsyat itu dikenal dengan nama gempa bumi Sumatera-Andaman. Gempa ini terjadi ketika lempeng Hindia disubduksi oleh lempeng Burma dan menghasilkan serangkaian tsunami mematikan di pesisir sebagian besar daratan yang berbatasan dengan Samudera Hindia.
Gelombang tsunami yang puncak tertingginya mencapai 30 meter (98 kaki) ini menewaskan lebih dari 230.000 orang di 14 negara dan menenggelamkan banyak permukiman tepi pantai. Namun banyak laporan yang menyebutkan jumlah korban tewas mencapai lebih 300 ribu orang.
"Ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah. Indonesia adalah negara yang terkena dampak paling besar, diikuti Sri Lanka, India, dan Thailand," tulis wikipedia.org.
Pesisir Aceh menjadi wilayah terparah tersapu gelombang tsunami dan paling banyak korban meninggal dunia. Meski tidak ada data pasti, diperkirakan jumlah korban meninggal dunia mencapai 150 ribu orang. Di beberapa laporan juga menyebut jumlah tewas mencapai 170 ribu orang.
Tidak hanya terbanyak dari segi jumlah korban meninggal dunia, Aceh juga terparah kerusakan wilayahnya akibat dampak tsunami tersebut. Ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal setelah rumah-rumah mereka tersapu tsunami hingga rata dengan tanah. Infrastruktur-infrastruktur lenyap dan terutama pantai barat Aceh dipenuhi pemandangan yang mengerikan.
Kini bencana terkelam dalam sejarah dunia abad ini tersebut telah berlalu. Kondisi Aceh dan Nias terus bangkit dan mulai pulih. Tetapi kedahsyatan tsunami akan terus membekas dalam ingatan. Terutama bagi mereka yang kehilangan orang-orang tercinta saat bencana itu terjadi. [dito]
KOMENTAR ANDA