Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam mewanti-wanti para pejabat di jajaran Sekretariat Kabinet agar ekstra hati-hati terhadap berbagai hal yang akan terjadi di tahun 2014. Pasalnya, dalam tahun politik itu, ada kecenderungan untuk menjadikan lingkungan di sekitar Istana, termasuk Sekretariat Kabinet, sebagai sasaran dalam serangan yang terkait dengan kasus-kasus hukum.
Demikian ditegaskan Dipo Alam saat memberikan arahan pada penyerahan DIPA Tahun 2014 dan POK kepada unit kerja di lingkungan Sekretariat Kabinet, di kantor Sekretariat Kabinet, Jakarta, Selasa (24/12/2013).
“Yang disasar itu Bapak Presiden, Pak Boediono, masalah Bank Century-lah, dan sebagainya. Kemudian turun ke lingkaran Istana, Presiden, Ibu Negara, anak beliau, Keluarga Cikeas, dan sebagainya. Tidak dapat ke situ larinya ke lingkaran Istana, Pak Sudi pernah kena, saya kena, Bunda Putri lah, jadi dicari-cari. Kemudian dibantah hilang, terus saya juga begitu katanya Bunda Putri yang bisa ngatur-ngatur reshuffle segala macam dan dekat dengan Presiden," jelasnya.
"Nah jadi saya minta kepada Eselon I, II, III, dan semua, pesan saya termasuk ke diri saya, kita saling mengingatkan jangan sampai tertangkap tangan. Karena kalau sampai ketangkap tangan, nggak ampun lagi. Tidak dapat Presiden, tidak dapat saya, Eselon I II III, pun disasar,” sambung Dipo.
Dalam acara yang dihadiri oleh Utusan Khusus Presiden, Staf Khusus Presiden, para deputi Seskab, dan pejabat eselon I dan II di lingkungan Sekretariat Kabinet itu, Seskab Dipo Alam juga mengingatkan mereka agar berhati-hati terhadap jebakan-jebakan yang dilakukan para pelanggar hukum atau lawan politik.
Ia menyebutkan, ada tamu yang sengaja datang menjebak dengan membawa alat rekaman, atau melalui sadapan, atau bahkan handphone sekalipun untuk mengambil gambar yang bisa disebarkan dalam perspektif yang keliru. “Jadi, kalau bisa kalau terima tamu minta jangan bawa HP atau HP-nya dimatikan,” pinta Dipo, seperti dilansir situs resmi Setkab.
Seskab juga meminta agar para pejabat di lingkungan Sekretariat Kabinet tidak menerima tamu yang membawa tas atau membawa map yang besar-besar. Karena boleh jadi andaikata dalam rapat, di mana datang gubernur atau bupati, dia bawa uang mungkin uangnya untuk yang lain, tapi rapatnya di Setkab, kemudian ternyata, dia dicokok dan dibawa lagi sebagai saksi. “Nah jadi zaman sekarang ini bisa jadi seperti itu,” papar Dipo.
Pada kesempatan itu, Seskab Dipo Alam juga mengingatkan adanya kecenderungan penyidikan-penyidikan sekarang di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan atau Kepolisian yang melebar-lebar dan arahnya kalau bisa melibatkan Istana, Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono), Dipo Alam. “Istana ikut dalam SKK Migas, terus dibantah oleh Widodo, sudah dibantah selesai, Pak Sudi bantah selesai, tapi begitu terus,” ungkap Dipo Alam.
Karena itu, Seskab secara tegas mengingatkan para pejabat di jajaran Sekretariat Kabinet agar berhati-hati, termasuk dalam masalah sekecil apapun yang bisa dibesar-besarkan. “Kalau ada masalah selesaikan, bawahan dengan atasan, jangan ada dendam-dendaman,” demikian Dipo mengingatkan. [rmol|dito]
KOMENTAR ANDA