Kecaman terhadap film Soekarno yang disutradarai Hanung Bramantyo terus mengalir dari para pecinta Soekarno. Di Medan, sejumlah pihak juga ikut memprotes dan menganggap film itu menjatuhkan citra tokoh proklamator tersebut.
"Film Soekarno buatan Hanung Bramantyo sangat sampah," ujar pengagum Soekarno asal Medan, Handaya Wira Yuga.
Anak muda berusia 28 tahun tersebut menilai, alur cerita film Soekarno tersebut tidak jelas, apakah mengisahkan Soekarno sebagai pejuang atau sosok playboy.
"Filmnya nggak jelas antara film soal kisah cinta Soekarno yang menikah lebih dari satu kali atau perjuangan. Di awal film, kita didengarkan lagu Indonesia Raya, kesannya film ini perjuangan bangsa. Akan tetapi banyak kesan di film ini Soekarno genit dan perjuangannya hanya karena sosok wanita," ujarnya menyimpulkan jalan cerita Film Soekarno yang ditontonnya.
"Soekarno nggak genit tapi berkharisma. Wanita banyak kagum akan sosoknya saat itu," tegasnya lagi.
Alur cerita lain yang dia protes adalah, pada adegan Soekarno hendak ciuman dengan putri Belanda semasa remajanya.
"Terus karena dia ditolak keluarga Belanda mendekati anaknya, dia mulai belajar berpidato. Ini aneh menurut saya," tukas pria pecinta fotografi tersebut.
Menurutnya, sutradara Hanung Bramantyo harusnya mengangkat Soekarno dalam memperjuangkan Indonesia. Begitu banyak kisah heroik Soekarno yang belum pernah diangkat ke layar kaca.
"Kalau mau perjuangan bangsa, kenapa nggak angkat sosok bung Karno jago dalam diplomasi soal kemerdekaan bangsa ini lebih mendalam. Ini sangat positif bagi generasi muda dan bangsa Indonesia ke depan," tukasnya.
Di sisi lain, jika pun kemudian Film Soekarno bertema asmara, harusnya dilakukan riset yang lebih mendalam, baik pada keluarga istri yang sudah meninggal ataupun yang masih hidup, seperti Ratna Sari Dewi.
"Soekarno pernah nikah dengan warga negara Jepang, dan dia masih hidup.
Kalau mau angkat soal asmaranya kenapa nggak diangkat soal sosok istrinya yang di Jepang. Nilainya akan lebih tinggi karena ada pelaku sejarah di sana. Pokoknya film Soekano ini sampah," pungkas Yuga yang berulangkali mengklaim sebagai pengagum Bung Karno. [ded]
KOMENTAR ANDA