post image
KOMENTAR
Jenazah Nelson Mandela, Sabtu (14/12/2013), tiba di kampung halaman leluhurnya Qunu di Eastern Cape Afrika Selatan, menjelang pemakaman kenegaraan pemimpin anti-apartheid itu pada hari ini, Minggu WIB.

Peti mati yang membawa jenazah presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan itu dibawa dalam sebuah mobil jenazah dari bandara Mthatha, 700 kilometer (450 mil) selatan Johannesburg, dengan pengawalan upacara militer dan dielu-elukan leh banyak lapisan masyarakat di sepanjang jalan.

Mandela meninggal pada Kamis 5 Desember dalam usia 95 tahun, setelah lama menderita infeksi paru-paru.

Pemimpin anti-apartheid itu mendekam di penjara selama 27 tahun setelah dinyatakan bersalah karena melakukan pengkhianatan oleh pemerintah minoritas kulit putih saat itu di Afrika Selatan.

Ia belakangan mengakhiri secara damai kekuasaan kulit putih melalui perundingan dengan para penyekapnya setelah ia dibebaskan pada 1990.

Mandela memimpin Kongres Nasional Afrika, gerakan pembebasan yang lama dilarang selama rejim apartheid, dan meraih kemenangan mutlak dalam pemilihan umum 1994, pemilihan umum demokratis penuh pertama dalam sejarah Afrika Selatan.

Mandela, yang menjadi Presiden Afrika Selatan dari 1994 sampai 1999, telah berjuang melawan masalah kesehatan dalam beberapa bulan belakangan, termasuk kambuhnya infeksi paru-paru, yang membuat ia keluar masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Mantan presiden Afrika Selatan tersebut diperkenankan pulang dari rumah sakit pada awal September, setelah 85 hari menjalani rawat inap karena kambuhnya infeksi paru-parunya, yang dideritanya akibat lama mendekam di dalam penjara selama era apartheid.

"Nelson Mandela mengabdikan hidupnya untuk melayani rakyatnya dan umat manusia, dan ia melakukan pengorbanan pribadi yang sangat besar," kata Sekjen PBB Ban Ki Moon.

Secara luar biasa, ia keluar dari 27 tahun tahanan tanpa dendam, dan bertekad untuk membangun Afrika Selatan baru dengan landasan dialog dan saling pengertian, kata Ban.

"Komisi Perujukan dan Kebenaran yang didirikan di bawah kepemimpinannya tetap menjadi contoh bagi terwujudnya perdamaian di dalam masyarakat yang menghadapi warisan pelecehan hak asasi manusia," tambah Sekretaris Jenderal PBB tersebut.

"Banyak orang di seluruh dunia sangat dipengaruhi oleh perjuangannya yang tanpa pamrih bagi martabat manusia, kesetaraan dan kebebasan," kata Ban. "Ia menyentuh kehidupan kita dengan cara pribadi yang sangat dalam."

Sebanyak 91 tamu kehormatan termasuk para raja, ratu, presiden, perdana menteri, para pimpinan organisasi/badan internasional hadir pada upacara perhormatan di Johannesburg beberapa hari sebelumnya, yang menurut Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, dimaksudkan sebagai pengganti upacara pemakaman Mandela di Qunu di Provinsi Eastern Cape pada Minggu 15 Desember. [ant|ded]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam