Hasrat masyarakat untuk menjadi pelaku sejarah dengan menyaksikan dipanjatnya Tugu Monumen Nasional (Monas) oleh atlet tuna daksa (berkaki satu), Sabar Gorky, hari ini, Minggu (8/12/2013) terpaksa tertahan.
Pasalnya, pemanjatan yang sedianya digelar pagi ini pukul 08.00 WIB, tapi karena ada pertimbangan teknis, pemanjatan ini ditunda.
"Pendakian hari ini terpaksa kita tiadakan, karena ada pertimbangan teknis. Dan akan diadakan dalam waktu secepatnya," ujar Promotor tim Ekspedisi Rakyat Merdeka (ERM), Teguh Santosa seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, Minggu pagi ini.
Jelas dia, semua persiapan pemanjatan pada dasarnya sudah matang, hingga tadi malam, tali yang akan digunakan oleh Sabar Gorky sudah terpasang di Tugu Monas.
"Semuanya kita sudah persiapkan. Kalau kata orang Jawa, ini hanya kurang gatuk (pas) sedikit," ungkap Tegus.
Dua minggu terakhir, dukungan dan antusias masyarakat untuk pemanjatan Tugu Monas oleh pria asal kota Solo itu sudah banyak, seperti melalui jejaring sosial.
Apalagi, kata Teguh, acara ini didukung langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Dalam audiensi dengan Jokowi sedianya Sabar mengajukan untuk beraksi di Monas pada 15 Desember 2013.
"Tapi kemudian beliau (Jokowi) yang mengusulkan agar dimajukan saja pelaksanaannya pada 8 Desember 2013 sehingga relevan merayakan tiga hari penting yang dimaksudkan. Kebetulan hari itu bertepatan dengan agenda pariwisata DKI yaitu Festival Keraton Sedunia," terang Teguh.
Sementara Atlet tuna daksa (berkaki satu) dunia asal kota Solo, Sabar Gorky sedikit kecewa atas penundaan aksi pendakian Tugu Monas itu.
"Sedikit (kecewa). Tapi harus tetap semangat," ujar Sabar kepada wartawan.
"Namanya juga Sabar (Gorky), meski sabar (pendakian ditunda)," tambahnya bercanda.
Menurut Sabar, tantangan pendakian Monas sangat banyak, salah satunya adalah faktor cuaca. Sebab, karena tidak adanya bangunan lain di dekat Tugu Monas, bisa dipastikan hembusan angin akan kencang.
"Kita sampai puncak (monas) harus seizin Tuhan. Selain cuaca, tantangan yang paling berat adalah dari sendiri. Hari ini Tuhan belum izinkan," terang Sabar.
Ia hanya berharap, melaluai aksinya ini, kaum difabel mendapat sentuhan dari semua orang dan tidak mendapat perlakuan diskrimasi. Ke depan, kata Sabar, kaum difabel juga mendapatkan hak yang sama, seperti fasilitas yang aman dan nyaman.
Selain mengkampanyekan Indonesia Tanpa Diskriminasi, pemanjatan Tugu Monas juga dalam rangka memperingati Hari Internasional Penyandang Cacat, Hari Tuna Daksa (3 Desember), Hari Anti Korupsi (9 Desember) dan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) (10 Desember). Momen ini juga sebagai pencanangan Jakarta sebagai kota yang ramah terhadap kaum tuna daksa.
Pendakiaan ini adalah simbolisasi, bahwa kaum difabel bukan masyarakat tidak berguna. Teguh berharap, pemerintah khususnya Pemprov DKI Jakarta meberikan kemudahan bagi kaum difabel, seperti fasilitas infrastruktur di tempat umum. [ded/rmol]
Teks Foto: Promotor tim Ekspedisi Rakyat Merdeka (ERM) Teguh Santosa (kiri), atlet tuna daksa Sabar Gorky (tengah), dan Direktur Eksekutif Yayasan Denny JA untuk Indonesia Tanpa Diskriminasi Novriantoni (kanan), usai memberi keterangan pers atas penundaan pendakian Tugu Monas oleh Sabar Gorky hari ini, di Tugu Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu, (8/12/2013). Meski sedikit kecewa, tapi Sabar Gorky tetap semangat untuk aksi panjat Monas, yang digelar secepatnya. [Foto: RMOL]
KOMENTAR ANDA