Menjelang pemanjatan Tugu Monumen Nasional (Monas) besok, Minggu (8/12/2013), segala persiapan atlet tuna daksa (berkaki satu) asal kota Solo, Sabar Gorky, terus dimatangkan.
Berbagai latihan fisik tetap digenjot, baik lari, push up, bersepeda, hingga melakukan simulasi pemanjatan baik di rumah maupun di gedung-gedung tinggi di kota Solo dan Jakarta.
"Persiapan latihan fisik ini rutin saya lakukan kendati tidak ada perlombaan ataupun ekspedisi pendakian gunung yang harus dijalani agar kondisi tubuh tetap prima," ujar Sabar Gorky yang telah menaklukan puncak tertinggi Eropa, Elbrus dan puncak tertinggi Afrika, Kilimanjaro.
Tentunya harus ada persiapan matang untuk mencapai puncak monumen setinggi 132 meter ini dengan seutas tali. Tugu tertinggi di DKI Jakarta ini menjulang di tengah lapangan terbuka dan luas, di mana angin kencang akan jadi lawan tangguh bagi Sabar.
Untuk pemanjatan Tugu Monas dari sisi utara, Sabar Gorky, akan memulainya pada pukul 08.00 dan menargetkan paling lama satu jam untuk dapat menggapai cawan puncak Monas yang berukuran 11 x 11 meter.
Dia akan memanjat sambil membawa bendera bertuliskan "Indonesia Tanpa Diskriminasi". Sabar Gorky akan turun kembali ke pelataran cawan dasar Monas menggunakan seutas tali usai mengibarkan merah putih di puncak Monas.
Selain mengkampanyekan Indonesia Tanpa Diskriminasi, pemanjatan Tugu Monas juga dalam rangka memperingati Hari Internasional Penyandang Cacat, Hari Anti Korupsi dan Hari Hak Asazi Manusia.
Momen ini juga sebagai pencanangan Jakarta sebagai kota yang ramah terhadap kaum tuna daksa. [ded/rmol]
KOMENTAR ANDA