. Kekecewaan masyarakat di Kabupaten Karo yang menuntut agar bupati mereka, Kena Ukur Karo Jambi mundur dari jabatannya memang dipicu kekesalan karena sang bupati dinilai tidak tanggap terhadap kondisi para pengungsi Sinabung.
Namun selain itu, ternyata tuntutan ini juga dipicu hal lainnya seperti kinerja bupati selama memimpin pemerintahan maupun masalah moral.
Koordinator massa pengunjuk rasa yang menamakan diri Gerakan Penyelamatan Tanah Karo Simalem, Julianus Sembiring mengatakan salah satu kinerja bupati yang mereka kecam yakni kebijakan bupati dalam memutasi pejabat daerah tanpa alasan jelas.
Mutasi tersebut bukan hanya di tingkat pejabat eselon pemerintahan, namun juga hingga ke tingkat jabatan kepala sekolah.
“Kepala sekolah terus gonta-ganti dengan alasan yang tidak berkualitas, padahal karena tidak mampu membayar jabatan,” katanya, Jumat (6/12/2013).
Selain masalah tersebut, masyarakat juga mengeluhkan etika moral sang bupati. Menurut mereka, sejak menjabat tahun 2011 Kena Ukur selalu didampingi seorang wanita berinisial MG dalam melakukan tugasnya baik tugas di luar maupun di dalam kantornya.
Padahal wanita tersebut menurut mereka bukan berprofesi sebagai ajudan, melainkan hanya pedagang pakaian bekas yang tidak ada kaitannya dengan kinerja sang bupati.
“Dia (MG) selalu mendampingi bupati mulai dari tugas di luar sampai di dalam ruangannya bahkan menjadi penghubung dalam memperjualbelikan jabatan, jadi kami menilai bupati tidak bermoral dan mengindahkan etika,” ujarnya.
Berbagai alasan ini membuat massa melakukan aksi unjuk rasa selama tiga hari terakhir ini. Mereka meminta agar DPRD Kabupaten Karo menggunakan hak interpelasinya untuk menurunkan Kena Ukur Karo Jambi dari jabatannya.(dito)
KOMENTAR ANDA