Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengungkapkan, ada indikasi bahwa kebijakan memberi dana talangan alias bail out Rp 6,7 trilliun untuk penyelamatan Bank Century "ditunggangi" kepentingan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2009.
"Ada indikasi ke sana. Karena itu kita harus tutup rapat-rapat agar tidak terulang lagi," kata Samad, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Kata Samad, walaupun KPK sudah melakukan penindakan maka pada akhirnya uang yang diselamatkan tak bisa signifikan atau tak sesuai dengan kerugian negara yang sudah terlanjur bocor. Hal itu, kata dia lagi, seperti yang terjadi pada kasus Century.
"Misalnya, Century 6,7 triliun. Kita sekarang lakukan penindakan, tapi nanti tidak akan kembali uang sebesar itu," ucapnya.
Samad menyatakan, KPK sampai saat terus menelusuri kemungkinan dana talangan Century digunakan untuk kepentingan pemilu. Dalam prosesnya, pihaknya juga menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Samad belum berani memastikan pelakunya adalah partai tertentu. Tapi biasanya, modus-modus seperti ini dilakukan oleh pihak yang sedang berkuasa.
"Kejahatan-kejahatan begini hanya bisa dilakukan oleh para pemangku kebijakan, dan orang yang mempunyai kewenangan luar biasa," demikian Samad. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA