
Gubsu bilang, Sumatera Utara pernah jadi bahan pembicaraan saat Bandara Polonia masih jadi gerbang udara yang sering dicap mirip terminal. Namun ledekan ini berhenti setelah Kuala Namu International Airport beroperasi.
"Nah sekarang, Sumut masih jadi bahan ledekan karena listriknya yang bisa padam 3 kali dalam sehari alias sama seperti orang minum obat," ujar Gubsu.
Kondisi ini menurut Gubsu jelas menjadi tantangan untuk dituntaskan. Dan Pemprovsu tentu berharap AKLI Sumut berperan serta mengatasi kondisi kurang menguntungkan ini.
"Tentu hadirnya AKLI jadi suatu harapan. AKLI bisa menjadi motor penggerak untuk bersama-sama mengatasi krisis listrik di Provinsi Sumut," Harap Gubsu.
Mendapat sindirian itu, GM Pembangkit Sumbagut Bernadus Sudarmanto coba menjelaskan situasi kelistrikan di Sumut. Menurutnya, kondisi listrik di Sumut sudah semakin membaik. Namun ketika ada tanda-tanda membaik timbul lagi masalah cukup sistemik.
"Jadi seharusnya pemadaman sudah berakhir, akan tetapi persoalannya tidak semudah yang kita bayangkan. Dengan penambahan kapasitas 150 MW kita harapkan sudah hilang pemadaman. Tapi ternyata begitu ada tambahan daya, tambahan daya ini diperebutkan," katanya.
Perebutan ini lanjutnya, diperebutkan untuk konsumen dan untuk internal PLN mengkompensasi pembangkit-pembangkit lama yang mengalami kerusakan. Kondisi makin pelik karena beberapa mesin sempat terganjal masalah hukum.
Menurut Bernadus, seharusnya pemadaman bisa berakhir akhir November ini. Dengan masuknya 150 MW dan 180 MW dari Belawan jika proses overhoul lancar.
"Namun skenario ini mundur karena dari 150 MW, baru masuk 70 MW akibat adanya pengerjaan overhoul yang diskors aparat hukum. Kondisi inilah yang membuat jadwal berakhirnya pemadaman mundur ke Januari 2014," pungkasnya. [ded]
KOMENTAR ANDA