Kepolisian Daerah Sumatera Utara akan membahas langkah mereka dalam melakukan pengamanan selama pelaksanaan pesta demokrasi 2014, yakni pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) mendatang.
Hal itu dilakukan untuk menciptakan situasi kondusif dan mengantisipasi konflik horizontal yang kemungkinan bakal terjadi di masyarakat.
"Untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif, perlu dipersiapkan pola yang matang dalam pengamanan pesta demokrasi tersebut. Persiapan tersebut dimulai dari pola pengaman saat masa kampanye hingga di Tempat Pemungutan Suara (TPS)," ujar Kepala Biro Operasional (Karo Ops) Polda Sumut, Kombes Sadono Budi Nugroho, kepada wartawan, Jumat (29/11/2013).
Mantan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut itu mengaku, dalam pengamanan pesta demokrasi tersebut, Polda Sumut mengerahkan 2/3 kekuatan dari 20 ribu personil yang terdapat di Polda Sumut.
Sebanyak 11.000 personil akan ditugaskan untuk menjaga 30.714 TPS yang ada di seluruh Sumatera Utara. Nantinya, akan ada beberapa kategori tingkat keamanan yang diberikan. Seperti wilayah yang dianggap rawan akan mendapat perhatian prioritas dengan menempatkan seorang anggota kepolisian dan dibantu 2 anggota linmas.
"Sedangkan untuk wilayah yang tidak rawan, Polda Sumut akan menugaskan seorang anggotanya untuk menjaga 10 TPS dengan dibantu 20 anggota Linmas," beber Sadono Budi.
Pengamanan dilakukan mulai dari tahap awal kampanye hingga hasil penghitungan suara.
Disinggung mengenai daerah rawan konflik pemilu di Sumatera Utara, Sadono enggan menjawabnya. Namun, dia mengaku pihaknya telah melakukan pemetaan dan menyiapkan langkah antisipasi apabila terjadi konflik tersebut.
"Kita juga akan melakukan rapat bersama seluruh Polda se-Indonesia di Mabes Polri pada pertengahan Desember 2013 mendatang," akunya. [ded]
KOMENTAR ANDA