Puluhan ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok aktivis perempuan Sumatera Utara, melakukan kampanye hari anti kekerasan terhadap perempuan di Lapangan Merdeka, Medan, Senin (25/11/2013).
Aksi bertemakan "Stop Kekerasan Terhadap Perempuan, Lindungi Perempuan Lindungi Kehidupan," itu dikoordinator aktivis perempuan, Dina Lumbantobing.
Menurut Dina, aksi dilakukan agar masyarakat mengerti dan mengenali bentuk-bentuk kekerasan dan memperjuangkan hak-hak perempuan.
"Kampanye 16 hari ini memang sengaja dikaitkan dalam dua momentum besar. Tanggal 25 November itu kan hari Internasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan tanggal 10 Desember adalah hari HAM sedunia. Jadi kita memang sengaja mengaitkan dua momentum itu untuk mengatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah sebuah bentuk pelanggaran HAM dan jika kita mau menegakan HAM di Indonesia ini, maka tidak bisa tidak kita harus menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan," jelas Dina.
Seperti hasil data informasi sekitar 64 persen atau sebanyak 146 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi dari total 227 Kasus KTP.
Aksi yang diikuti dari berbagai organisasi di Sumut seperti PESADA, GEMMA, FJPI, Hapsari, KPID, YAPIDI, KIPAS, PSGPA UNIMED, YAK, JASS SEA/FAMM, bertujuan agar penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan di Indonesia segera terwujud.
Aksi aktivis perempuan ini sendiri akan dilakukan selama 16 hari hingga 10 Desember 2013 secara serentak di dunia. Berbagai kegiatan dilakukan mulai diskusi hingga long march. [ded]
KOMENTAR ANDA