Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), belum dapat mengukur seberapa besar letusan yang akan terjadi pada Gunung Sinabung. Padahal potensi erupsi susulan yang begitu tinggi dengan keluarnya lava pijar dalam sepekan terakhir, letusan Gunung Sinabung diperkirakan akan makin membahayakan.
Dari hasil kajian dan analisis luapan lava panas Gunung Sinabung saat meletus 2010 lalu, sejumlah tim ahli yang dibentuk memperkirakan ancaman letusan besar Sinabung bisa sampai ke Kota Medan.
"Mungkin bukan hanya Medan, tapi Kuala Lumpur dan Singapura pun bisa kalang kabut karena debu vulkanik bisa mengganggu lalu lintas penerbangan," kata Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief dalam siaran persnya pada 30 Agustus 2010 lalu.
Salah satu dasar analisis tim adalah, lokasi Gunung Sinabung cukup dekat dengan kota padat penduduk, yaitu sekitar 80 kilometer dari Medan, dan ke Berastagi sekitar 12 kilometer. Jika terjadi letusan yang jauh lebih besar, bahaya bisa meluas hingga negara tetangga.
Dalam keterangannya saat itu, Andi Arif bilang, luapan lava panas Gunung Sinabung saat meletus 3 tahun lalu menjadi peristiwa penting bagi penelitian gunung aktif maupun gunung tidur di Indonesia. Sebab aktivitas Gunung Sinabung telah membalik sejarah selama hampir 70 ribu tahun.
Karena itu, tim ahli yang dibentuk pada 2010 lalu secara khusus melakukan pengkajian terhadap larva panas Gunung Sinabung 2010 lalu. Ada empat kajian yang menjadi fokus perhatian, meliputi:
1. Dari penampakan bentang alam, seperti yang terlihat dalam peta/citra Digital Elevation Modelling (DEM) dapat disimpulkan bahwa Gunung Sinabung adalah Anak Gunung yang paling besar dan aktif di komplek Gunung Toba raksasa yang pernah meletus luar biasa dahsyatnya sekitar 70.000 tahun lalu. Letusan itu telah meninggalkan kaldera terbesar di muka bumi, yaitu kaldera Danau Toba.
2. Sinyalemen yang mengatakan Gunung Sinabung adalah Gunung yang dormant/tidur/tidak ada aktivitas selama ratusan tahun, secara ilmiah tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memantau/meneliti gunung ini.
Gunung Sinabung selama 400 tahun kelihatannya malah tidak tidur, melainkan giat mengumpulkan magma untuk dimuntahkan dalam letusan besar. Hal ini harus dibuktikan dengan penelitian geofisika bawah permukaan.
3. Dari close-up peta DEM terlihat badan Gunung Sinabung yang mempunyai diameter 7 kilometer masih berupa kerucut tajam dan bentuknya masih seperti 'tumpeng'. Artinya, kalau diibaratkan bisul, memang belum pernah pecah, melainkan bisul yang sedang tumbuh.
4. Tidak ada hubungan langsung Gunung Sinabung dengan jalur gempa Patahan Sumatera. Lokasi gunung ini sekitar puluhan kilometer di Timur Patahan Sumatera seperti yang terlihat di peta.
"Yang perlu diwaspadai, segmen Patahan Sumatera yang berada persis di sebelah barat Gunung Sinabung ini sudah ratusan tahunan tidak ada sejarah gempanya, padahal dari data geologi dan GPS segmen ini sangat aktif bergerak. Artinya, potensi gempa besar yang dapat terjadi sangat tinggi," kata Andi.
"Apalagi menimbang bahwa seringkali antara aktivitas gunung api dan gempa suka saling sikut-sikutan," demikian Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief dalam siaran persnya 30 Agustus 2010 lalu. [ded]
KOMENTAR ANDA