Salah satu peristiwa yang membuat nama Ketua DPRD Kota Medan, Amiruddin mencuat ke media massa tahun 2012 lalu, yakni pemukulan yang dilakukannya terhadap salah seorang petugas bandara Polonia Medan.
Namun kejadian tersebut luput dari biografinya berjudul "Awak Sepatu dari Kota Matsum". Padahal beberapa warga yang penasaran dengan buku biografinya tersebut, ingin melihat seluruh sisi kehidupan yang dijalani oleh Amiruddin.
"Harusnya semua sisi hidup Amiruddin, terutama momen-momen tertentu seperti kasus pemukulan yang dilakukannya di Bandara Polonia dimunculkan. Kenapa nggak muncul? Itu kan sisi humanis juga, bahwa dia itu seorang manusia yang bisa khilaf," kata seniman Teja Purnama, Jumat (22/11/2013) lalu.
Teja menyebutkan, dengan hilangnya sisi gelap dari biografi Amiruddin, menyebabkan buku tersebut menjadi tidak memiliki nilai. Karena, buku yang ada hanya terkesan memoles nama Amiruddin.
Padahal menurutnya, biografi yang baik harus bisa memberikan nilai pendidikan mengenai dua sisi kehidupan tokoh yang diangkatnya.
"Yang baik bisa ditiru dan sisi gelapnya bisa jadi bahan evaluasi bagi pembacanya," ujarnya.
Diketahui, Amiruddin pernah terlibat pemukulan terhadap petugas bandara Polonia pada April 2012 lalu. Saat itu ia menyebutkan melakukan pemukulan karena petugas tersebut melakukan pelecehan terhadap dirinya.
Aksi pemukulan tersebut bahkan terekam CCTV bandara yang terpasang. Namun kejadian tersebut luput dalam biografi yang diluncurkan pada Senin (18/11/2013) lalu. Dalam bukunya tersebut Amiruddin menyampaikan perjalanan hidupnya sejak kecil hingga menduduki jabatan Ketua DPRD Medan tahun 2012. [ded]
KOMENTAR ANDA