Ketua DPRD Medan, Amiruddin akhirnya buka suara terkait polemik buku otobiografinya "Awak Sepatu dari Kota Matsum" yang menuai keritikan dari sejumlah kalangan.
Kepada MedanBagus.Com, Amiruddin menyayangkan munculnya nada-nada sumbang terkait buku otobiografi yang diluncurkan Senin (18/11/2013) lalu di sebuah hotel dengan fasilitas bintang lima di Medan.
Menurutnya, beberapa isi dari buku itu yang menceritakan Kota Matsum (Komat-red) pernah menjadi sarang preman dan peredaran narkoba, bukanlah serta merta untuk mendeskreditkan nama lokasi tersebut.
Dirinya hanya menceritakan sedikit tentang kondisi Kota Matsum di era 50-an, dimana dirinya juga turut sebagai pelaku sejarah keberadaan premanisme dan maraknya peredaran narkoba dikala itu.
Jikapun buku biografi perjalanan dirinya yang telah terbit menyinggung sebahagian orang di Komat, Ketua DPRD Medan ini menerima dengan lapang dada dan siap merevisi seluruh isi buku.
"Orang yang mengomentari saya itu bukanlah pelaku di eranya. Saya yang lahir tahun 50-an langsung menyaksikan masa kejayaan premanisme dan ikut menjadi bagian dari itu. Jadi dimana salahnya saya menceritakan sedikit tentang Kota Matsum dan situasinya, jangan gitulah," ungkapnya kepada MedanBagus.Com, Jumat (22/11/2013).
Amiruddin menambahkan, alangkah baiknya jika kritikan itu disampaikan dalam bentuk tulisan atau langsung kepada dirinya. Sehingga dia tidak mengartikan kritikan itu memiliki kepentingan lain. [ded]
KOMENTAR ANDA