Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan provinsi Sumatera Utara mengupayakan keselamatan 5.624 ekor ternak yang berada di tiga kecamatan yang berdekatan dengan terjadinya bencana erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Tanah Karo.
Bantuan Pemprov dilakukan dengan membantu upaya evakuasi ternak ke tempat yang lebih aman dan juga ke desa-desa tetangga. Tak hanya evakuasi, Dinas Peternakan juga berupaya menyediakan obat-obatan dan pakan hijauan di luar areal debu vulkanik.
Kepala Dinas Peternakan Sumatera Utara Tetty Erliana Lubis kepada wartawan di Medan, Rabu (20/11/2013) menjelaskan, langkah proaktif dilakukan jajaran sesuai perintah Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST, MSI.
Dimana untuk menyikapi kondisi Gunung Sinabung yang masih erupsi dan berstatus Siaga (Level III), Gubsu meminta semua SKPD berperan aktif membantu meringankan beban masyarakat korban bencana erupsi sesuai tupoksi masing-masing.
Hingga kemarin, menurut Tetty, pihaknya telah mengevakuasi 5.624 ekor hewan ternak. Hewan yang dievakuasi dari area rawan bencana itu terdiri dari sapi potong 2.962 ekor, kerbau 714 ekor, kambing 1.496 ekor dan 452 ekor unggas yang tersebar di Kecamatan Neman Teran, Tiganderket dan Kecamatan Payung, Tanah Karo.
"Dan juga kita siapkan obat-obatan untuk mengantisipasi penyakit yang muncul akibat dari dampak gempa itu," ujar Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumut, Tetty Erliana Lubis.
Tetty mengatakan, sebagian dari hewan ternak tersebut telah dipindahkan ke lokasi aman. Ada juga dititipkan pada keluarga di desa lain. Kemudian juga sebagian ternak, sudah ada yang dijual pemiliknya.
"Dari hasil pantauan dan laporan Dinas Peternakan dan Perikanan Karo, sampai saat ini dampak debu vulkanik belum menimbulkan penyakit serius pada ternak. Hanya saja ada masalah kurang perawatan dan kekurangan pakan ternak," sebutnya.
Walau relatif belum ada penyakit, namun ada terjadi gangguan pada hewan ternak karena erupsi Sinabung itu, seperti infeksi pernafasan, gembung, tercemar abu dan kurang perawatan.
"Dan kita terus antisipasi. Tim kami sudah stand by di lokasi," ujarnya.
Ditambahkan, upaya untuk mengganti kemungkinan munculnya risiko kerugian pada hewan ternak, menurut Tetty masih terus dikoordinasikan dengan pemerintah pusat.
"Kemungkinan bantuan untuk mengurangi risiko ada dari pusat, tetapi ini masih terus kita koordinasikan makanya kami tidak berani menjanjikan," ujarnya. [ded]
KOMENTAR ANDA