. Kisah perjalanan hidup Ketua DPRD Kota Medan, Amiruddin, yang dituangkan dalam buku biografinya;Amiruddin Awak Sepatu Dari Kota Matsum, masih menyembunyikan banyaknya intrik politik yang dialaminya setelah berjibaku dalam dunia politik.
Padahal Prof DR Subhilhar yang menjadi salah seorang pembicara dalam seminar bedah buku tersebut meyakini intrik politik yang dialaminya ketika merubah jalan hidup dari seorang pedagang sepatu menjadi politisi akan sangat menarik untuk dibahas dan disajikan dalam biografinya tersebut.
"Disitu orang akan melihat bagaimana perdebatannya dan pergolakan pikirannya dan psikologisnya ketika ia berubah dari pengusaha menjadi politisi," katanya, Senin (18/11/2013).
Amiruddin memang menjadi salah satu sosok yang menjadi perhatian utama kala terjadinya pergantian ketua DPRD Kota Medan tahun 2010 lalu. Dimana saat itu terjadi berbagai pergolakan internal Partai Demokrat yang berakhir pada berpindahnya jabatan Ketua DPRD Kota Medan dari Denny Ilham Panggabean kepadanya.
Pergolakan ini tentunya menjadi salah satu hal yang ingin dikejar oleh Subhilhar, sebab kondisi tersebut terjadi ketika usia mereka menjadi anggota DPRD masih terbilang sangat baru yakni masih 1 tahun setelah dilantik.
Sang penulis Biografi, Budi Agustono beralasan kondisi dan perdebatan politik termasuk psikologi Amiruddin dinilai belum layak untuk dituliskan saat ini.
"Kalaulah seandainya pak Amiruddin membentangkan persoalan politik di DPRD pada saat ini, kami kira juga bukan sebuah momen yang tepat, makanya kami putuskan hanya menulis ketika Pak Amir menjadi ketua DPRD," ujarnya. [ded]
KOMENTAR ANDA