Buku Biografi Ketua DPRD Kota Medan, Amiruddin mendapat kritikan pedas dari peserta diskusi dan bedah buku yang hadir saat peluncuran buku berjudul "Amiruddin, Awak Sepatu Dari Kota Matsum' di Tiara Convention Center, Jalan Imam Bonjol, Medan, Senin (18/11/2013).
Pasalnya, Amiruddin dalam bukunya menyebutkan Kota Matsum merupakan salah satu sarang premanisme dan perjudian di Medan.
"Saya sebagai salah seorang warga kota Matsum tersinggung, kesannya Kota Matsum itu jadi negatif. Padahal banyak sekali para ulama dan cendikiawan yang berasal dari Kota Matsum, apalagi nama itu berasal dari Syekh Hasan Maksum yang merupakan penasehat Kerajaan Deli," kata seorang peserta saat sesi tanya jawab berlangsung, Senin (18/11/2013).
Menanggapi kritikan tersebut, penulis Biografi buku Amiruddin, Budi Agustono menyebutkan hal ini hanya menjadi gambaran Kota Medan pada tahun 1950-an.
Dimana pada waktu tersebut, Kota Medan sedang menjadi tujuan migrasi dari berbagai daerah termasuk pergolakan sosial. Efek dari proses tersebut membuat Kota Matsum menjadi salah satu bagian dari munculnya budaya-budaya premaisme dan perjudian.
"Jadi intinya momen tersebut merupakan kejadian pada masa lampau," jelasnya.
Amiruddin meluncurkan Biografinya hari ini. Peluncuran buku tersebut dihadiri langsung oleh beberapa tokoh nasional seperti Mahfud MD dan Tanri Abeng. [ded]
KOMENTAR ANDA