Protes nasabah Koperasi Kredit (CU) Rukun Damai diwarnai aksi seorang ibu yang nekat membuka baju dan menunjukkan BH-nya. Tak sampai di situ, dia juga menungging mengarahkan bokongnya ke kantor CU Rukun Damai.
Wanita bertubuh gemuk itu merupakan satu dari puluhan orang yang didominasi ibu-ibu yang menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Koperasi Kredit Rukun Damai , Jalan HM Jhoni, Pasar Merah, Medan, Rabu (13/11/2013).
Mereka menilai praktik kredit yang dilakukan lembaga itu sangat mencekik leher. Dalam aksinya, para pendemo membawa poster yang isinya menyatakan CU Rukun Damai bertindak seperti drakula pengisap darah.
"Kembalikan surat tanahku. Penipu kau," teriak seorang perempuan setengah baya itu sambil membuka kaus hitamnya.
Para pengunjuk rasa menuntut agar persoalan utang itu diselesaikan dengan wajar. Mereka tetap bersedia membayar selama angkanya tidak mencekik leher.
"Namanya utang kan harus dibayar, tapi janganlah keterlaluan. Kalaupun disebut kami berutang seperti dalam perjanjian, biarlah, jangan nambah lagi. Kami ini orang kecil, kami meminjam untuk modal," imbuh Sugiarni (43), salah nasabah warga Jalan Cemara I, Batang Kuis, Deliserdang.
Dia ikut berunjukrasa, karena mengaku sudah dirugikan lembaga itu sejak awal.
"Saya utang Rp 1,5 juta, saya terima Rp 700-an ribu. Rp 500 ribu katanya untuk simpanan kami, sisanya orang itu yang tahu. Kami diwajibkan membayar Rp 13 ribu sehari untuk 300 hari," katanya.
Persoalan mulai muncul, setelah Sugiarni dinyatakan berutang Rp 3 juta. Dia setuju saja dan menyepakati nominal utang itu dengan menandatangani perjanjian. Tapi, belakangan utangnya itu membengkak jadi Rp 6 juta.
Hal serupa dialami Hamidar (44), juga warga Batang Kuis. Perempuan ini mengaku berutang Rp 30 juta, namun hanya terima Rp 27 juta. Belakangan utangnya disebut sudah Rp 60 juta.
"Bahkan sekarang sudah Rp 100 juta lebih. Surat tanah saya ditahannya," jelas perempuan ini sambil menangis.
Pihak CU Rukun Damai sendiri tidak memberikan komentar mengenai persoalan itu. Kantor mereka tertutup. Sempat terjadi pertemuan tertutup antara perwakilan pengunjuk dengan pihak CU Rukun Damai. Namun setelah keluar dari sana mereka menyatakan tidak ada titik temu.
Pihak CU meminta waktu 2 pekan untuk menyerahkan print out utang para pengunjuk rasa sekaligus mencari tahu akar masalahnya. "Dari dulu, itu saja jawabannya, tapi tidak pernah dibuktikan," teriak pengunjuk rasa
Aksi sempat memanas saat sejumlah orang di lantai atas kantor koperasi tersenyum dan tertawa, sehingga para pengunjuk rasa emosi dan sempat mendorong pagar.
Petugas kepolisian pun menyuruh mereka masuk untuk meredakan emosi pendemo. Tak lama berselang, pengunjuk rasa membubarkan diri, dan menyatakan akan terus melakukan aksi jika persoalan itu tidak selesai. [ded]
KOMENTAR ANDA