Aksi kejahatan dengan menggunakan pistol paku (stanley), menjadi tren perampokan pengendara mobil pribadi di Medan beberapa waktu belakangan. Modus yang digunakan adalah dengan menembakkan ban mobil korbannya hingga kempes. Begitu korbannya lengah, pelaku bebas beraksi.
Tentu masyarakat masih ingat dengan kasus yang menimpa Mili Saraswati Amat Sastro (60), kakak kandung mantan Kapoldasu Wisjnu Amat Sastro di Jalan Jemadi Gang Kelapa Dua, Medan Timur, medio Oktober lalu.
Alhasil, korban terpaksa merugi belasan juta karena kehilangan tas berisi uang jutaan rupiah, kartu ATM dan kartu kredit.
Selain itu, Direktur Utama PT Centrindo Palmax, Indra Lautan alias A Hok (50), awal November lalu juga menjadi korban saat melintas di Jalan Yos Sudarso, Glugur Medan. Tak ayal, dia kehilangan Rp 50 juta dari aksi kejahatan dengan pistol paku itu.
Kisah Irul Kinamad (32), mungkin bisa jadi pengalaman bagi pengemudi mobil yang tiba-tiba merasakan ban mobil nya kempes di tengah jalan. Karena dengan kehati-hatiannya, Irul terhindar dari aksi kejahatan itu.
Pengalaman ini disampaikannya saat ban mobil yang dikendarainya mengalami 2 kali ban kempes di kawasan Jalan Abdul Haris Nasution, Medan. Mengetahui bannya kempes, dia tidak buru-buru menghentikan kendaraannya dan baru berhenti di bengkel tempel ban yang sedang ramai.
Irul mengisahkan, ban mobil jenis Avanza yang dikemudikannya saat itu mengalami ban kempes hanya berjarak sekitar 20 meter dari lampu merah di persimpangan Jalan AH Nasution-Jalan Karya Wisata.
"Jadi saya menduga, pelaku menembakkan pakunya saat mobil saya berhenti di lampu merah," ujarnya kepada MedanBagus.Com, Sabtu (9/11/2013).
Dugaan kesengajaan dalam peristiwa tersebut semakin menguat, karena dalam dua peristiwa itu, ban mobil yang menjadi sasaran selalu yang berada di sisi yang sama, yakni ban belakang sebelah kiri.
"Mungkin karena bagian tersebut jarang diperhatikan pengemudi ketika lampu merah," sebut warga Jalan Yos Sudarso tersebut.
Anehnya lagi, dalam 2 peristiwa berbeda tersebut, paku yang digunakan pelaku memiliki bentuk yang sama.
"Pakunya sepertinya dirancang khusus, pada bagian tengah paku ada lobang sehingga ban yang terkena akan langsung kempes hanya dalam jarak puluhan meter," katanya.
Irul berharap, kondisi seperti ini menjadi perhatian dari aparat kepolisian. Sebab, tidak tertutup kemungkinan warga lainnya khususnya pengendara yang menyetir sendirian akan menjadi korban.
"Kalau bisa hal yang seperti ini langsung mendapat atensi dari kepolisianlah," ungkapnya.
Maraknya aksi kejahatan dengan pistol paku ini tentu menambah daftar panjang pekerjaan rumah Kapolresta Medan, Nico Afinta. Masalahnya, baru empat bulan menjabat, aksi kejahatan khususnya perampokan makin merajalela saja di Medan.
Mulai dari perampokan empat toko emas, pembobolan beberapa ATM, aksi brutal geng motor serta puluhan kasus penjambretan, termasuk yang menewaskan pasangan suami istri di Delitua baru-baru ini, adalah sebagian kecil bukti kian rawannya aksi kejahatan di Medan.
Ironisnya, belum juga terungkap kasus yang menggemparkan itu, polisi kembali disuguhi pekerjaan rumah (PR) baru, perampokan dengan psitol paku. [robedo gusti/ded]
KOMENTAR ANDA