Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi memberikan jawaban terkait kabar yang beredar tentang Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap pejabat Sumut, Selasa tengah malam tadi.
Kabar Operasi Tangkap Tangan KPK tersebut diterima kalangan wartawan Selasa (4/11/2013) sekitar jam 23.46 WIB. Informasi yang beredar secara massif lewat broadcast (BC) Blackberry Massanger (BBM) itu, tak hanya diterima wartawan saja, namun juga sejumlah politisi DPRD Sumut.
Pesan lengkap BC tersebut berbunyi: "INFO. Dikabarkan tim dari KPK sudah nyampai di Medan malam ini untuk OTT di Pemprovsu. Mari Kita tungu, siapa yang akan dijemput KPK karena tersangkut bagi-bagi rupiah?"
Johan Budi yang dikonfirmasi MedanBagus.Com, Rabu (5/11/2013) siang, membantah informasi tersebut. Sampai siang tadi, dia belum menerima laporan jika tim KPK melakukan penyidikan ke Sumatera Utara.
"Tapi setahu saya, KPK tidak ada mengirimkan tim penyidik ke Medan," beber Johan melalui sambungan telepon sesaat lalu.
Dia juga menjelaskan, biasanya jika tim penyidik KPK melakukan penyidikan kasus, akan selalu berkoordinasi dengan pihak Humas KPK.
"Tapi sampai saat ini meja Humas KPK belum ada menerima laporan, apalagi operasi tangkap tangan," imbuhnya.
Saat ditanya kasus apa yang kini tengah ditangani KPK di Sumatera Utara, Johan menyebutkan masih terkait Bupati Madina non aktif, Hidayat Batubara yang beberapa waktu lalu tertangkap dalam OTT KPK.
"Saya kira yang masih hot itu kasus Bupati Madina," bebernya.
Kadis Kominfo Pemprovsu, Jumsadi Damanik juga kaget saat dikonfirmasi terkait isu OTT terhadap pejabat Pemprovsu. "Saya baru dengar kabarnya. Setahu saya tidak ada itu, kalau pun ada pasti saya sudah dapat kabar duluan," ujarnya kepada MedanBagus.Com.
Diketahui, beberapa waktu terakhir isu penangkapan pejabat Pemprovsu oleh KPK memang sering diterima wartawan. Informasi itu beredar lewat broadcast BBM.
Medio Mei 2013 lalu misalnya, kalangan wartawan dibuat geger dengan isu Kantor Gubernur Sumatera Utara digeledah KPK. Namun kemudian informasi tersebut tidak terbukti.
Jumsadi sendiri enggan menanggapi motif penyebar BC yang kerap menyudutkan pejabat Pemprovsu.
"Kami tidak pernah membahas motif penyebar broadcast itu tujuannya apa. Biarkan saja. Beginilah risikonya kemajuan IT, siapapun bisa menyebarkan broadcast yang macam-macam. Terimakasih, saya sudah dikabari," pungkas Jumsadi. [ded]
KOMENTAR ANDA