post image
KOMENTAR
Film dokumenter besutan anak Sumatera Utara, masuk 10 besar nominator dalam Erasmus Huis International Documentary Film Festival (Erasmusindocs) 2013.
Film berjudul Omasido Sekola (Nias: Aku Ingin Sekolah) yang disutradarai Onny Kresnawan itu lolos ke babak final setelah melalui beberapa tahapan penilaian dewan juri dalam dan luar negeri.

"Pengumuman saya terima dari akun jejaring sosial resmi Erasmusindocs kemarin, dan ini cukup membuat saya senang karena bisa membawa film lokal Sumut ke panggung internasional," kata Onny Kresnawan dalam keterangannya kepada MedanBagus.Com, Jumat (1/11/2013).

Film Omasido Sekola (OS) berdurasi 23:40 menit, merupakan potret situasi kerja terburuk seorang anak bernama Febriani Telaumbanua (16 tahun) bersama adik serta anak lainnya, yang terpaksa melakoni hidup sebagai pekerja di lokasi berbahaya di Pulau Nias.

Di usia anak yang tak semestinya, mereka terpaksa ikut memikul beban keluarga yang miskin dengan bekerja keras sebagai penderes karet. Masa sekolah dan bermain bersama teman sebaya nya pupus akibat kesehariannya dipacu mencari uang buat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Begitu juga dengan adik-adiknya dan anak kebanyakan di Nias yang harus ikut "bertarung nyawa" mengais rezeki di perbukitan batu terjal berbahaya.

Onny Kresnawan yang juga merangkap kameraman serta editor, dengan dibantu penulis naskah Fachriz Tanjung, mengatakan, tampilan Film OS berasa unik dan menyentuh ketika cerita film dikuatkan dengan theme song yang dinyanyikan oleh penyanyi lokal Sari Hulu.

"Saya berharap kepada masyarakat Sumatera Utara turut mendoakan agar Film OS menjadi yang terbaik pada festival internasional ini, agar misi dari Film OS yakni kampanye pemenuhan hak-hak anak kian meluas," harap Onny.

Diketahui, Onny Kresnawan sebelumnya juga sudah beberapa kali menjuarai kompetisi film dokumenter di tingkat nasional dan iternasional. Teranyar, karya besutan Onny yang berjudul 'Menjejak Smong' berhasil menjadi film terbaik di Festival Film Kearifan Budaya Lokal Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata di Jakarta.

Film OS merupakan hasil kerjasama yang dipersembahkan oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) serta didukung oleh UE-ACTED dan diproduksi oleh SFD Indonesia

Direktur PKPA yang juga produser film ini, Misran Lubis, menyambut positif masuknya Film OS sebagai salahsatu finalis di kompetisi level internasional.

"Kami senang menyambutnya karena ini sekaligus menjadi moment bagi kita untuk memperluas kampanye terhadap perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak, terutama perlawanan terhadap buruh anak," ujarnya.

Sementara itu, Erasmusindocs Festival Director Patar Simatupang menyebutkan kompetisi tahun ini lebih baik secara kualitas.

"Dari enam puluh lima peserta yang ikut berkompetisi, secara umum, lebih mendekati kepada yang kami mau," kata Patar melalui telpon selularnya menjelaskan pada wartawan.

Lebih jauh Patar menjelaskan, Erasmusindocs yang dilaksanakan oleh Pusat Kebudayaaan Belanda di Indonesia dan didukung oleh IFDA ini berhulu pada penyandingan karya terpilih dengan karya-karya terbaik dari berbagai festival di dunia.

Pengumanan film terbaik dan penganugerahannya akan dilaksanakan 16 November di Erasmus Huis, Jakarta.

Para dewan juri Erasmusindocs terdiri insan perfilman dari luar dan dalam negeri Jord den Hollander, Hafiz Rancajele, Hans Treffers, Loes Wormmeester, Pawel Ferdek dan Nia Dinata, Aryo Danusiri, Ria Ernunsari dan Tomy Widiyatno Taslim. [ded]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya