Pemilih fiktif yang terdata dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) diyakini menjadi pemicu utama tingginya persentase golongan putih (golput) pada setiap penyelenggaraan pemilu. Sebab meskipun terdata sebagai pemilih, namun mereka dipastikan tidak akan menggunakan hak suaranya.
Hal ini disampaikan Komisioner KPU Kota Medan, Pandapotan Tamba menanggapi semakin tingginya persentase angka golput dalam setiap penyelenggaraan pemilu belakangan ini.
Untungnya, untuk Pemilu Legislatif 2014 mendatang, sistem pendataan dilakukan dengan sistem terpusat menggunakan program Sistem Informasi Data Pemilih(Sidalih).
"Dengan Sidalih, maka daftar pemilih fiktif semakin mudah diketahui, sehingga data yang masuk benar-benar data yang telah diverifikasi secara faktual sekaligus mengurangi data pemilih fiktif," katanya, Jumat (01/11/2013).
Ditambahkannya, target meningkatkan persentase partisipasi pemilih menjadi 75 persen pada pemilu legislatif 2014 mendatang oleh KPU RI optimis bisa didapatkan dengan diterapkannya sistem pendataan pemilih mengunakan program Sidalih tersebut.
Sebab, data yang fiktif akan langsung bisa disingkirkan sehingga tidak memengaruhi persentase golput lagi.
"Jadi yang akan memilih benar-benar orang yang telah diverifikasi secara faktual by name by addres (sesuai nama dan alamat)," ujarnya.
Diketahui, KPU RI menargetkan peningkatan persentase partisipasi pemilih pada Pileg 2014 mendatang secara nasional. Target tersebut yakni mencapai 75 persen dari total pemilih yang terdaftar dalam DPT. [ded]
KOMENTAR ANDA