Perusahaan budidaya ikan tawar dengan model Keramba Jaring Apung (KJA) PT Aquafarm Nusantara, menyatakan kesiapannya untuk menjadi lahan belajar bagi sekolah perikanan yang ada di Sumatera Utara.
Hal ini disampaikan Branch Manager unit Toba, Bambang Kuntorosetyo saat menerima kunjungan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Indonesia (STKPI) Lubukpakam di Laboratorium Aquafarm di Ajibata, Selasa (29/10/2013).
Selain siap menjadi tempat belajar, pihak Aquafarma juga membuka diri menjadi tempat bekerja bagi tenaga-tenaga yang ahli dari berbagai sekolah perikanan khususnya di Sumut.
"Kalau kita membutuhkan karyawan tentu kami utamakan yang ahli di bidangnya, dan tentu alumni dari sekolah perikanan yang menjadi prioritas," katanya.
Bambang menyebutkan, selain proses pembesaran ikan yang menjadi kegiatan utama perusahaan. Hal lain yang tidak bisa dilupakan dalam mengelola perikanan khususnya KJA adalah pemanfaatan ikan yang mati menjadi hal yang bermanfaat dibidang lain. Menurutnya hal ini yang terkadang lupa dilakukan oleh pengusaha dibidang ini.
"Ikan mati bisa di kelola jadi kompos, hal-hal seperti ini yang kadang terlupakan, padahal tetap bisa berguna bagi petani. Kalau kompos yang kita hasilkan biasanya dibagi gratis kepada petani disini," ujarnya.
Dalam presentasenya dihadapan para mahasiswa, Bambang menyebutkan ikan air tawar yang diproduksi PT. Aquafarm Nusantara saat ini menjadi yang terbaik di dunia. Sehingga teknik maupun pengelolaan yang mereka terapkan sudah tepat menjadi bahan pembelajaran bagi dunia pendidikan.
"Jadi kualitas ikan yang kita hasilkan masih nomor 1," jelasnya.
Kunjungan ini sendiri menurut Dosen STKPI, Tengku Amri menjadi pelajaran berharga. Sebab mereka bisa membandingkan teknik yang digunakan oleh PT. Aquafarm dalam meningkatkan kualitas ikan.
"Kita bisa lihat perbandingan-perbandingan misalnya bagaimana teknik pembesaran dengan keramba bulat dan keramba petak, inikan suatu yang menurut kita sama, namun faktanya ada perbedaan tekniknya," ungkapnya. [ded]
KOMENTAR ANDA